Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Kepsek dan Guru Wajib Rapid Test

Bojonegoro,Bhirawa
Jelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada 18 Agustus mendatang. Tiga sekolah yang ditunjuk sebagai pilot projek uji coba pembelajaran tatap muka tersebut harus menyiapkan rapid test dan penerapan protokol kesehatan Covid19.

Kewajiban rapid test ini untuk kepala sekolah (kepsek), guru dan karyawan sekolah. Tiga sekolah meliputi, SMKN l Bojonegoro, SMAN 1 Bojonegoro dan SLBN Sumbang Bojonegoro.

Pelaksanaan rapid test tersebut bekerjasama dengan pihak Dinkes Kabupaten Bojonegoro, kemarin ( 14/8) seperti di SMK Negeri 1 Bojonegoro.

Kepala SMKN 1 Bojonegoro, Fatkhur Rokhim mengungkapkan, semua guru dan jajaran karyawan di SMKN 1 Bojonegoro mengikuti rapid test, selain itu untuk sarana prasarana protokol kesehatan juga sudah dipersiapkan.

” Total ada 110 guru maupun karyawan SMKN 1 Bojonegoro yang mengikuti Rapid test,” ungkap Rochim.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Bojonegoro, Sumarmin juga mengungkapkan, sebagai sekolah yang ditunjuk untuk uji coba belajar tatap muka, semua persiapan protokol kesehatan di sekolah sudah disiapkan, termasuk guru dan karyawan harus dirapid tes.

“Di SMAN 1 Bojonegoro guru dan karyawan yang ikut rapid test ada 60 lebih,” terang Sumarmin.

Seperti diketahui, Kabupaten Bojonegoro masuk kategori orange, untuk uji coba pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan masuk 25 persen dari jumlah siswa satu kelas atau 9 siswa per kelasnya.

Terpisah, Adi Prayitno selaku Kepala Cabang Dindik Propinsi Jatim wilayah Bojonegoro menyampaikan, sekolah yang ditunjuk untuk melakukan rapid test seluruh guru dan karyawan. Sumber dananya bisa menggunakan bantuan operasional sekolah (BOS) regular.

” Memastikan para guru dan karyawan untuk rapid test,,” ujar Adi.

Menurutnya, pemeriksaan ini diperlukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan siswa. Belum lagi kondisi fisik pada jenjang usia para guru dan karyawan lebih rentan.

Namun, berbeda dengan siswa masih dalam usia muda dengan kekebalan tubuh sedikit lebih kuat.

“Nanti misalkan ada yang reaktif dipersilakan istirahat di rumah,” tuturnya.

Sehingga sekolah perlu membentuk satgas gugus Covid-19 dan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini dinkes setempat.

Selain menyiapkan sarana prasarana sekolah. Meliputi alat thermo gun, tempat cuci tangan, hand sanitizer, face shield, hingga penyemprotan desinfektan secara berkala.

” Prinsipanya baik orang maupun lingkungan sekolah harus steril. Jangan lengah sedikit pun,” ujanya..

Kemudian dari sisi kesiswaan, menurut Adi, siswa bakal masuk ke sekolah secara bergantian.

”Untuk yang lainnya bergiliran pada hari berikutnya,” pungkasnya.

Selain itu, durasi pembelajaran beda dari sebelumnya, namun dalam uji coba ini hanya diperkenankan maksimal empat jam. Iadwal dan pembagian mapel disesuaikan serta dipadatkan.(bas)

Tags: