Jelang Pilpres, Pemilih Belum Tahu Paslon Capres

ilustrasi-prabowo-hatta-jokowi-jk-2-140611-andriGresik, Bhirawa
Partisipasi pemilih Pilres 2014 di Kab Gresik masih rendah. Ini karena masih adanya pemilih yang masih belum tahu Pasangan Calon (Paslon) Capres dan Cawapres. KPU dituding minim melakukan sosialisasi. Sehingga, banyak pemilih tak tahu Paslon Capres dan Cawapres. Jika KPU kurang maksimal jelang hari coblosan 9 Juli, maka ancaman Golongan Putih (Golput) di Gresik semakin membesar.
Seperti halnya survei yang dilakukan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kab Gresik.  Diketahui masih banyaknya pemilih yang belum terdaftar dan belum mengetahui Paslon Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2014 di Kab Gresik.? ”Karena minimnya sosialisasi penyelenggara Pemilu,  sehingga masih banyak pemilih yang belum mengerti Paslon Capres dan Cawapres. Dan belum terdaftar sebagai pemilih, sehingga memungkinkan tingginya angka Golput berpotensi di Kab Gresik,” terang Habibur Rohman selaku Wakil Ketua KIPP Gresik, Minggu (6/7).
Hasil survey partisipasi pemilih Pilpres 2014, dengan menggunakan 125 responden yang disebar di 12 kecamatan, yakni Kec Dukun, Ujungpangkah, Panceng dan Sidayu di zona Utara. Sedangkan responden yang tersebar di zona tengah adalah Kec Gresik, Kebomas, Manyar dan Duduksampen. Dan Kec Wringin Anom, Driyorejo, Balongpanggang dan Kec Benjeng di zona Selatan. Survei yang dilaksanakan tanggal 20 Juni hingga 3 Juli menggunakan metode multistage random sampling , dengan estimasi kesalahan penyamplingan 2%. Survei ini juga menggunakan instrumen kuesioner dengan wawancara tatap muka.?
Hasil survei pemilih yang berpartisipasi dalam Pilpres 2014 adalah 75% dan 25% menyatakan tak ikut berpartisipasi. Ternyata hal itu dikarenakan pemilih yang belum terdaftar sebanyak 62% dan 38% terdaftar. ”Pengetahuan pemilih terhadap Paslon Capres dan Cawapres 2014 sangat tinggi, yakni 96%  mengaku mengetahui dan hanya 4% yang tak tahu. Ini sangat di sayangkan, hanya kurang nya sosialisasi KPU, ternyata pemilih masih banyak yang belum terdaftar sehingga mood berpartisipasi pudar,” tambah Habibur Rohman.?
Dalam segmentasi usia, ancaman Golput tersebar di usia 24, 30, 34, 40, 44, dan 50-54. Sedangkan pemilih yang tak tahu, apakah akan menggunakan politiknya atau tidak, tersebar merata di semua segmen, kecuali 65 tahun ke atas. Dalam hasil survei yang dilakukan oleh KIPP Gresik ini juga masih terdapat 14% dengan motivasi buruk yakni money politik dalam berpartisipasi mengikuti Pilpres 2014.?
Menurut Habibur Rohman, temuan di kategori wilayah dan umur itu, seharusnya menjadi acuan Komisi Pemilihan Umum untuk mengoptimalkan sosialisasi. Sosialisasi masif KPU harus dilakukan dalam berbagai variasi untuk meningkatkan jumlah pemilih. ”KPU juga harus mencari teknik-teknik segar untuk merangsang para pemilih agar mau menggunakan hak pilihnya. Kami juga akan merekomendasikan agar KPU melakukan pemutahiran data pemilih di desa-desa, Kami juga akan menyebar para anggota ke 100 titik di beberapa wilayah guna meminimalisir adanya momey politik,” tutupnya. [eri]

Tags: