Juanda Blocking just Minutes

aaaPeringatan hari jadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) ke-69 akan dipusatkan di Surabaya. Diantaranya akan menjadi arena unjuk kekuatan alutsista (alat utama sistem persenjataan), termasuk peralatan yang baru dibeli. Unjuk kekuatan “mesin perang” sangatlah perlu untuk menimbulkan keyakinan rasa tenteram seluruh rakyat. Juga sebagai akuntabilitas publik tentang kinerja ke-militer-an pada masa damai. Bahwa TNI tak lena pada segala situasi dan kondisi.
Karena itu blocking time beberapa saat terhadap penerbangan sipil komersial, bisa saja dilakukan. Sangat wajar dan permisif. Adapun kerugian material (ke-ekonomi-an) mestilah dimengerti sebagai “harga” sebuah penghiburan psikologi publik. Rasa tenteram dan kebanggaan, memang harus ditebus dengan nilai yang memadai. Sehingga penutupan beberapa saat terhadap bandara Juanda, bisa tertebus dengan kepuasan masyarakat.
Bandara Juanda tidak akan ditutup total seharian penuh. Melainkan akan dilakukan manajemen navigasi udara untuk arus penumpang maupun kargo pada saat take-off maupun landing pesawat tempur. Begitu pula di udara, jalur penerbangan akan diatur. Hal yang sama juga sering dilakukan pada bandara Ngurah Rai di Bali ketika menerima beberapa tamu kepala negara sahabat. Toh bandara Juanda (meski sudah tergolong over-load) tidak se-sibuk Ngurah Rai.
“Pengurbanan” tak seberapa untuk memperingati hari jadi TNI patut diberikan oleh masyarakat luas. Itu sekaligus sebagai apresiasi. Bahkan peran lebih aktif masyarakat telah menjadi amanat konstitusi. UUD pasal 30 ayat (1) menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Amanat ini diulang pada ayat (3), yang menyatakan masyarakat sebagai kekuatan pendukung sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Peringatan hari jadi TNI ke-69 akan digelar pada tanggal 1 hingga 4 Oktober plus tanggal 7 Oktober 2014. Selain kawasan Juanda (Surabaya selatan), kawasan perairan selat Madura di utara Surabaya akan menjadi pusat kegiatan gebyar hari TNI. Sebenarnya pusat kegiatan berada di dermaga Armada Timur (Armatim) TNI-AL, Ujung, Tanjung Perak Surabaya. Ada parade dan manuver udara (240 unit) pesawat TNI AD, AL dan AU. Serta unjuk kehebatan berbagai tank (MTB Leopard dan MTB Marder) yang baru di-impor dari Rheinmetall, Jerman.
TNI memang wajib menunjukkan kemampuannya kepada khalayak. Hal itu berkaitan dengan tugas konstitusinya. UUD pasal 30 ayat (3) menyatakan, “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.” Pertahanan serta pemeliharaan keutuhan dan kedaulatan negara berada pada pundak TNI. Sedangkan peran masyarakat sebagai kekuatan pendukung (UUD pasal 30 ayat ke-2).
Personel TNI juga akan menunjukkan kompetensi-nya sebagai “the man behind the gun.” Harus diakui, menjadi pemuda bersenjata dan hafal doktrin keamanan negara itu, memiliki beban psikologis sangat berat. Tekanan psikologis yang telah rutin bisa menyebabkan kebekuan beberapa naluri penyeimbang. Misalnya kehilangan rasa humor, menurunnya keramahan, sampai terkikisnya naluri berkesenian, bahkan sering lupa berdoa.
Karena itu pada peringatan hari jadi TNI juga akan digelar ketrampilan berkesenian (dan berkebudayaan) oleh personel TNI. Sekaligus sebagai bukti bahwa TNI berasal dari rakyat dan tetap dekat dengan rakyat beserta segala keluhuran budayanya. Ini akan menjadi hiburan kolosal masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Bahkan diperkirakan beberapa tempat terbuka akan menjadi jujugan warga luar kota untuk mengikuti hari TNI.
Beberapa tempat hiburan, diantaranya taman Bungkul, lapangan Kodam, taman Surya depan Balai Kota, pantai Kenjeran, serta sekitar lumpur Lapindo) akan menjadi titik simpul kumpulan masa. Hiburan spesial oleh TNI menimbulkan kebanggaan nasionalisme.
                                                                 ————— 000 —————-

Rate this article!
Tags: