Jumlah Pasien Jadi 877, Dinkes Jatim Baru Lakukan Penyelidikan

Penyebaran Hepatitis A di Pacitan
Dinkes Jatim, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim tengah menyelidiki wabah hepatitis A di Kabupaten Pacitan. Penyelidikan ini untuk mengatahui pola penyebaran dan penularan penyakit tersebut.
“Kami sekarang masih melakukan penyelidikan epidemologi. Penyelidikan ini diharapkan mampu memutus rantai penyebaran penyakit hepatitis A secara luas khususnya di Pacitan,” kata Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit Dinkes Jatim, Setya Budiono, Minggu (30/6) kemarin.
Pemerintah Kabupaten Pacitan telah mengeluarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah penyakit hepatitis A di wilayahnya. Penderita hepatitis A di Kabupaten Pacitan bertambah mencapai 877 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Eko Budiono pun membenarkan penambahan penderita penyakit kuning tersebut. “Hari ini bertambah lagi pasiennya. Kemarin 824 orang, sekarang 877 orang terkena Hepatitis A,” katanya.
Menurutnya, penderita saat ini yang bertambah ada di Puskesmas Arjosari dan Puskesma Sudimoro. Untuk Arjosari sebelumnya 11 penderita, sekarang sudah 34 orang terkena Hepatitis A. Sedangkan di Sudimoro tercatat ada 493 penderita dari sebelumnya 481 pasien.
Setya menerangkan, Pemkab Pacitan telah menggerakan seluruh fasilitas kesehatan untuk mengatasi dan mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Di antaranya, petugas di masing-masing puskesmas, klinik, disebar ke semua wilayah di Pacitan untuk melakukan kesehatan keliling. Petugas juga melakukan kaporitasi, serta mengajak masyarakat berperilaku hidup sehat. “Cara ini diharapkan bisa menjadi pengobatan efektif untuk KLB hepatitis A,” ujarnya.
Setya mengimbau, penderita yang memasuki masa pemulihan untuk istirahat total selama satu bulan. Sementara untuk masyarakat yang sakit, dimohon segera berobat ke puskesmas terdekat atau dokter. “Kami juga menghimbau agar masyarakat yang terkena Hepatitis A untuk sementara tidak bepergian, jadi harus istirahat total untuk menyembuhkannya,” jelasnya.
Setya meminta masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan dirinya sendiri. Di antaranya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air besar dan kecil, sebelum dan sesudah memasak dan makan.
Sementara bagi warga yang sehat, disarankan sebelum dan sesudah merawat pasien dengan hepatitis A juga harus mencuci tangan. “Kemudian makan makanan sehat dan matang, air juga harus dimasak lebih dahulu selama KLB mohon tidak mengkonsumsi makanan mentah,” tandas Setya.
Wabah penyakit Hepatitis A baru-baru ini dikabarkan terjadi di Pacitan, Jatim. Ditemukan ada ratusan kasus hepatitis yang tersebar di delapan kecamatan di Pacitan, Jatim. Hal ini pun direspon oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementrian Kesehatan, Wiendra Waworuntu dalam siaran persnya yang diterima Bhirawa.
Dia melanjutkan, pola penularan hepatitis di daerah tersebut diduga melalui satu sumber (common source) berupa makanan yang telah terkontaminasi penjamah makanan dan berkembang dari orang ke orang (propagated source). Terkait dengan hasil pemeriksaan, awalnya dilakukan tes di laboratorium RSUD Pacitan terhadap kasus yang berasal dari wilayah Puskesmas Sudimoro dan Ngadirejo: sero marker positif Hepatitis A.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan pun telah melakukan beberapa upaya, mulai dari mendirikan pos kesehatan di desa sebagai upaya isolasi dan membatasi kontak karena keterbatasan fasilitas tempat tidur di puskesmas.
Kemudian melakukan pengamanan sumber air bersih melalui kaporisasi sumber air bersih milik pribadi dan umum terutama sumber air yang berhubungan langsung dengan penderita. Pengawasan, pembinaan dan pengamanan makanan/minuman di tempat makan/warung makan hingga pengamanan lingkungan dari kemungkinan paparan virus Hepatitis A melalui pembagian Lysol pada penderita dan keluarganya. [geh]

Tags: