Kacabdin Datangi Dua SMAN Lakukan Kekerasan MPLS

Solikin

Tulungagung, Bhirawa
Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Solikin SPd MPd, Selasa (16/7), langsung mendatangi sekolah yang diduga dalam menyelenggarakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) melakukan praktik kekerasan mental.
“Saya sudah konfirmasi ke SMAN 1 Gondang. Saya ingatkan jangan sampai diulangi lagi,” tandasnya menjawab Bhirawa, Selasa (16/7).
Solikin juga mengaku langsung mendatangi SMAN 1 Boyolangu untuk memberi pengarahan pada guru-guru setempat, utamanya panitia MPLS agar jangan sampai melakukan kekerasan pada anak didik baru. “Tidak boleh ada kekerasan apapun. Termasuk kekerasan mental. Harus lemah lembut,” katanya.
Ia berharap kegiatan MPLS di SMA atau SMK di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek dapat berjalan lancar sesuai aturan. Tidak sampai memberlakukan kekerasan. Apalagi kekerasan fisik.
Menurut Solikin dalam enam hari berlangsungnya MPLS nantinya ada porsi tersendiri dari kepolisian dan TNI yang melatih siswa baru dalam kedisiplinan. “Dalam MPLS sekolah meminta bantuan aparat kepolisian dan TNI untuk membentuk karakter siswa baru yang berdisiplin,” tuturnya.
Dijelaskan, MPLS yang berlangsung selama enam hari tidak hanya diisi oleh tenaga-tenaga dari intern sekolah, tetapi juga tenaga dari luar sekolah. Yakni tenaga dari kepolisian dan TNI.
“Jadi tiga hari dari intern sekolah dan tiga hari berikutnya dari kepolisian dan TNI. Tidak boleh ada kakak disiplin (kadis) dari intern sekolah yang boleh melakukan kekerasan fisik atau pun mental,” paparnya.
Sebelumnya, orantua siswa baru di SMAN 1 Gondang dan SMAN 1 Boyolangu mengeluhkan cara-cara kekerasan mental yang diterapkan panitia MPLS di kedua sekolah tersebut. Seperti di SMAN 1 Gondang dimana para kadis sering melakukan tendangan ke pintu kelas saat MPLS berlangsung. “Cara-cara itu jelas meneror mental siswa baru. Memang bukan kekerasan fisik, tetap ini kami nilai sudah masuk kekerasan mental. Lantas apa harus dibiarkan saja yang seperti ini,” keluh salah seorang di antaranya.
Sedang di SMAN Boyolangu, diduga panitia MPLS sering kali melakukan tarikan krah baju pada siswa baru yang dinilai tidak memenuhi perintahnya. Kelakuan panitia MPLS tersebut juga dinilai sebagai bentuk praktik kekerasan yang dapat neneror mental siswa baru. [wed]

Tags: