Kampanye Visi Misi Capres

736881194pKampanye langsung digenjot meriah setelah penetapan nomor urut pasangan Capres dan Cawapres. Sebenarnya, kedua Capres sudah dikenal luas. Sehingga  kampanye seharusnya tinggal memaparkan visi dan misi Capres dengan cara santun. Kampanye akan menjadi cara terakhir pasangan Capres dan Cawapres untuk merebut hati rakyat. Kesalahan kampanye bisa menjadi penyebab kekalahan. Dus tim sukses (TS) mesti bekerja profesional, menghindari aksi counter-produktif.
TS juga harus menghindari unjuk kekuatan dan kampanye hitam  yang menimbulkan antipati masyarakat. Seyogianya lebih dipilih cara sosialisasi khusus dengan tema nomor urut. Misalnya, nomor urut 1, cukup mengacungkan jari telunjuk setinggi-tingginya dengan menyebut “nomor satu” sebagai simbol juara. Yang nomor dua pun, cukup dengan menunjuk lambang huruf V (dua jari telunjung dan jari tengah direnggangkan), yang berarti victory, kemenangan.
Karena pasangan Capres dan Cawapres hanya dua kontestan, maka bisa dipastikan pemilihan presiden (pilpres) akan berlangsung satu kali gebrakan. Tidak akan ada putaran (kesempatan) kedua. TS mestilah benar-benar meng-inovasi kampanye, agar nomor pasangan Capres dan Cawapres gampang dikenal. Dengan berbagai simbol (dan filosofi) tentang angka, termasuk mitos dan legenda sosial yang dikenal luas masyarakat.
Pen-capres-an Prabowo Subianto sudah cukup masif sejak awal masa kampanye pileg. Ribuan baliho dan poster bergambar Prabowo berpakaian putih sederhana disebar di seluruh Indonesia. Selain itu, juga faktor peng-iklan-an Prabowo Subianto yang masif dan inovatif di berbagai media masa cetak dan elektronik. Sehingga seluruh pelosok negeri (dari pulau Miangas sampai pulau Rote, istilah SBY) sudah mengenal Prabowo.
Begitu pula pen-capres-an Jokowi nyata-nyata telah “menyelamatkan” PDIP dari kebangkrutan. Dengan berbagai kasus pilkada yang kalah (karena tidak tepat memberikan rekomendasi) diperkirakan PDIP akan jeblok sampai tersisa sekitar 10%. Beruntung, Megawati selaku Ketua Umum PDIP mempertimbangkan berbagai hasil survei capres, sehingga merekomendasikan Joko Widodo sebagai calon presiden. Gambar Jokowi (berpakaian jas resmi) ditebar menjelang coblosan pileg.
Kini kampanye sudah digeber melalui berbagai baliho raksasa (ukuran 4×6 meter persegi) sampai gambar pasangan ukuran kartu nama (3×5 sentimeter persegi). Begitu pula media masa cetak dan elektronik (sampai buletin internal), semuanya memperoleh berkah panen iklan. Tetapi anehnya pilpres kali ini, terdapat televisi yang hanya meng-iklan-kan pasangan Cawapres dan Cawapres tertentu. Pasangan lain tidak nampak samasekali (boleh jadi ditolak). Banyak media masa terjebak menjadi partisan.
Anehnya lagi, masing-masing TS masih malu-malu mengumumkan dana kampanye. Rata-rata yang dilaporkan masih dibawah angka Rp 50 milyar. Tentu sangat mustahil. Karena berdasar hitungan harga iklan di televisi sekitar Rp 40 juta per-20 detik. Jadi seharusnya, nilai iklan kedua pasangan di televisi saja sudah lebih dari Rp 1 trilyun, dalam 10 kali tayang per-hari selama sebulan. Belum lagi iklan  radio dan koran.
Diluar anggaran iklan tim sukses, banyak pula pengusaha terlibat langsung mendanai ongkos sosialisasi. Antaralain iklan outdoor dengan ukuran raksasa (3×6 meter persegi), harga sewanya bisa mencapai Rp 500 juta per-titik sebulan. Walau tidak menyertakan nama perusahaan pemasang, biasanya tim sukses sudah dilapori. Tidak diketahui pasti “balas jasa” yang diharapkan. Namun pasti, para cukong tidak pernah memberi bantuan gratis.
Biaya sosialisasi pilpres tahun 2014 ini memang menyesakkan TS, karena harus bertarung vis a vis antara dua pasangan. Setiap titik sosialisasi, gedung, lapangan, jalan strategis serta tokoh-tokoh harus direbut. Seluruhnya terbebankan hanya kepada  dua pasangan. Tetapi yang lebih mahal, adalah ongkos sosial. Karena hanya dua pasang, maka kemungkinan bentrok lebih besar. Inilah yang harus diakurkan kembali, segera setelah pilpres.

—– 000 ——

Rate this article!
Kampanye Visi Misi Capres,5 / 5 ( 1votes )
Tags: