Kantor KB Galakkan Medis Operasi Wanita

Sejumlah warga Kota Santri Situbondo, saat melakukan proses medis operasi wanita di RSUD Situbondo. [sawawi/bhirawa]

Sejumlah warga Kota Santri Situbondo, saat melakukan proses medis operasi wanita di RSUD Situbondo. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Guna menekan angka pertumbuhan penduduk di Kota Santri, Kantor Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Situbondo menjalin kerjasama dengan RSUD Abdoer Rahem Situbondo, dalam bentuk medis operasi wanita (MOW) yang dilaksanakan sejak November 2013-hingga tahun 2014 ini.
Langkah ini dinilai cukup maju, karena hanya melibatkan tim medis mulai dokter, bidan dan PLKB asal Kabupaten Situbondo.
Menurut Kepala Kantor KB Kabupaten Situbondo, dr Muhammad Al-Muhdar, pemakaian tim medis dari lokal Situbondo baru berhasil dilakukan sejak ia memimpin lembaga KB Situbondo, pada pertengahan 2013 silam.
“Ini sangat berbeda dengan era beberapa tahun sebelumnya, dimana tim medis MOW selalu melibatkan dokter dari Rumah Sakit dr Soetomo dan Rumah Sakit AL Surabaya,” aku mantan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo itu, Selasa (19/3).
Kata dr Muhammad, biasanya kegiatan MOW selama ini dilakukan dengan gebyar atau safari KB, lalu dikumpulkan dalam beberapa bulan. Selanjutnya, imbuh dia, pihak Kantor KB Kab Situbondo baru memanggil dokter dan tim medis dari RS dr soetomo dan RSĀ  AL. Namun demikian, kata dr Muhammad, sejak Kantor KB ia nahkodai mulai melakukan pendekatan kepada RSU Abdoer Rahem Situbondo (dr akhsin).
“Ternyata selama ini memang ada kendala. Alhamdulillah saya bisa berhasil melobi dan mulai bisa memakai tim medis asal Kota Situbondo sendiri,” tegas dr Muhammad.[awi]
Sejak ditandatangani MoU Kantor KB dengan RSU Abdor Rahem Situbondo, kini setiap sepekan sekali (tia Rabu) dilakukan MOW dengan melibatkan sepuluh akseptor KB. Jika tim medis terhalang oleh agenda lain atau sedang cuti, sambung dr Muhammad, maka tim medis siap mengganti waktu yang lain untuk realisasi MOW. “Sebenarnya kita punya sarana dokter dan tim medis yang cukup. Termasuk PLKB Kecamatan juga merespon dengan baik kerjasama ini. Sehingga target MOW sebanyak 338/tahun optimis akan bisa terpenuhi dengan baik,” urai dr Muhammad.
Dr Muhammad juga mengakui, program MOW dihadapkan pada satu kendala yakni saat dimulainya program BPJS. Dimana, tegasnya, pada tahun sebelumnya peserta yang masuk jamkesmas, akan dilayani oleh RSU Abdoer Rahem. “Jika ada akseptor KB berasal dari keluarga miskin yang selama ini masuk katagori pra KS dan KS-1 dan tidak masuk dalam BPJS, maka akan dibiayai oleh dana APBN,” pungkas dr Muhammad. [awi]

Tags: