Kasad Belanja Masalah Penanganan Covid-19 di Jatim

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan pengendalian Covid-19 seiring pemulihan ekonomi di selah kunjungan KASAD dan Wakapolri di Grahadi, Kamis (3/9). [Oky abdul sholeh]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Ketua I Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jendral TNI Andika Perkasa melakukan kunjungan ke Grahadi. Tujuannya adalah ingin belanja masalah Penanganan Covid-19 di Jatim. Ia mengaku sudah mengunjungi beberapa gubernur untuk mendapatkan masukan terkait apa yang dilakukan dalam menangani Covid-19 maupun pemulihan ekonomi daerah.
“Kami mendengar langsung baik yang tidak diucapkan pada microphone, sehingga ada data-data tambahan yang tidak dipaparkan juga kami dengar,” tuturnya usai menggelar pertemuan di Gedung Negara Grahadi bersama Wakapolri Komjen Pol Gatot Edy Pramono, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Dardak, Kamis (3/9).
Jendral Andika Perkasa juga menerangkan, Jatim merupakan provinsi besar yang memiliki banyak variabel dan berbeda dari daerah lain. “Tugas kami adalah mengordinasikan dan mengintegrasikan. Di sinilah peran kami untuk melihat update perkembangan apa yang sudah dilakukan dalam menangani Covid-19,” tutur Andika yang juga merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Pada kesempatan itu Wakapolri Komjen Pol Gatot Edy Pramono mengatakan, dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, Presiden selalu menekankan pentingnya kampanye penggunaan masker. “Masker jadikan sebagai gaya hidup dan budaya baru kita,” tegas dia.
Kedua, dijelaskan juga adanya Kampung Tangguh Semeru yang cukup bagus. Namun, pihaknya menyarankan kedepan agar penegakan disiplin berbasis komunitas. Sehingga masyarakat sendiri yang akan mengawasinya. Sehingga dapat mengoptimalkan pencegahan Covid-19.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, kesembuhan Covid-19 di Jatim di atas rata-rata kesembuhan nasional. Namun, yang kerap disebutkan justru angka kematian. “Ini hal yang harus diikhtiarkan lebih kuat dan seksama,” ujar Khofifah.
Khofifah mengaku, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan tim kesehatan dan lima direktur rumah sakit di Jakarta. Pihaknya meminta dukungan disuport dari tim Kemenkes. Bahkan terkait audit kematian sudah disiapkan satu setengah bulan lalu. “Kami punya data bahwa yang meninggal karena komorbid itu 88 persen. Jadi 12 persen meninggal murni karena Covid-19,” katanya.
Khofifah menjelaskan, angka recovery rate di Jatim telah mencapai 78,13 persen. Hal itu merupakan kerja sangat keras semua pihak. “Rumah sakit bergerak, dokter bergerak perawat bergerak, bahkan tim yang biasa memberikan advokasi akan masuk pada tim kampung tangguh yang diinisiasi Kapolda dan Pangdam sangat banyak melakukan edukasi kepada masyarakat,” kata dia.
Khofifah mengaku, tingginya angka kesembuhan itu dipengaruhi oleh kecepatan tracing, testing dan treathmen. “Ketika masuk ke RS dalam keadaan sudah terminal, biasanya sudah agak lama bahkan sulit penyembuhannya,” tutur dia.
Saat ini, Pemprov tengah berupaya melawan stigma di masyarakat bersama penyintas Covid. Salah satunya dengan menggelar gowes dan berbagi masker. “Mereka akan menyampaikan bagaimana sampai sesak nafas dan menderita covid. Kedua, kita mencoba melawan stigma karena ada juga yang kesulitan diterima kembali dinwilayah permukiman atau tempatnya bekerja,” tutur Khofifah.
Berdasarkan riset yang dilakukan, Khofifah mengaku 62 persen masyarakat sudah puas dengan kinerja pemprov. Tapi, bukan itu yang diharapkan. “Tetapi ini harus menjadi guidence bahwa Pemprov harus bekerja lebih maksimal lagi,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu Khofifah juga menyampaikan, bahwa rumah sakit rujukan di Jatim membutuhkan cukup banyak High Flow Nasal Canula (HFNC). Dengan fasilitas ini diharapkan pasien dapat terlayani sebelum sampai menggunakan ventilator. “127 rs rujukan berharap dapat HFNC. Kemenkes bahkan berencana mendistribusikan hingga ke puskesmas. Tapi saya sampaikan supaya dimaksimalkan ke rumah sakit rujukan,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: