Kemenkes Dukung Pelayanan Integrasi Tradisional-Konvensional

Dari Kiri, Rektor Unair Prof Moh Nasih, Dirjen Pelayanan Kesehatan dr Bambang Wibowo, dan Direktur RSP Unair Prof Nasrudin meresmikan tiga layanan yang ada di RSP Unair.

RSP Unair Launching Tiga Layanan Baru
Kota Surabaya, Bhirawa
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga (RSP Unair) terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi di bidang kesehatan. Kendati belum genap berusia sepuluh tahun, namun rumas sakit pendidikan tersebut terbukti telah melakukan berbagai pelayanan yang mendapatkan banyak apresiasi. Baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, RSP Unair meresmikan tiga layanan baru. Yakni Airlangga Aesthetic Center, Poliklinik Layanan Tradisional dan Komplementer dan Integrated Digital Desaign Center For Medical Unair Hospital-ITS yang diresmikan langsung oleh Kemenkes yang diwakilkan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan dr Bambang Wibowo, Rektor Unair, Prof Nasih dan Direktur RSP Unair, Prof Nasronudin.
Dirjen Pelayanan Kemenkes, dr Bambang Wibowo mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi upaya RSP Unair untuk meresmikan layanan tersebut. Menurutnya, layanan kesehatan yang mengintegrasikan model layanan konvensional dan tradisional tersebut merubakan inovasi yang pertama kali diresmikan oleh rumah sakit pendidikan di Indonesia.
“Kami tentu mengapresiasi layanan yang baru pertama kali dimiliki oleh rumah sakit pendidikan di Indonesia. Tentu, hal yang dilakukan oleh RSP Unair ini bisa menjadi contoh bagi rumah sakit pendidikan lain di Indonesia,” ungkapnya.
Diharapkan, dengan adanya langkah tersebut dapat menjadi pilihan alternative masyarakat dalam metode pengobatan medis di RSP Unair. Ia menyebut bahwa aturan yang terkait integrasi pelayanan juga sudah diatur dalam PP pelayanan integrasi dan Permenkes. Meskipun diakuinya, dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu untuk bersinergi dan berintegritas sebagai RS pendidikan.
“RS lain memang sudah menerapkan (integrasi) ini. Tapi untuk RS pendidikan ini baru pertama kali,” kata dia.
Terlebih, RS pendidikan bisa dimanfaatkan untuk penelitian dan kerjasama antar perguruan tinggi (PT) dan fakultas kedokteran akan lebih cepat memberikan manfaat. Dan bukti ilmiah untuk bersinergi dengan layanan konvensional.
Dirut RS Unair, Prof Dr Nasronudin menuturkan, integrasi layanan tradional dan konvesional menjadi kesempatan dalam melakukan kreasi dan inovasi. Ia juga menambahkan jika beberapa layanan medis pengobatan tradisional seperti akupuntur, bekam, pijat relaksasi, hingga jamu dan obat-obatan tradisional dapat ditemui di poli pengobatan tradisional (Batra) RS Pendidikan Unair.
“Ini (poli Batra) bisa menjadi pengembang bagi fakultas Vokasi dan Fakultas Kesehatan untuk menjadi laboratorium. Baik untuk pelayanan, pendidikan maupun penelitian. Makanya, tenaga disini (Poli Brata) atau di Klinik Kecantikan dari lulusan fakultas vbokasi maupun rumpun kesehatan,”jelas dia.
Dengan begitu, diharapkan ada pengembangan dan perbaikan dalam layanan yang didukung dari hasil research untuk membuat suatru kebijakan. Yang diharapkan ada suatu sinergitas APGC. Yakni akademik, pembisnis, government (Kemenkes) dan Community (User atau masyarakat).
“Kita rangkul semua pihak tidak hanya masyarakat untuk diajak berkomunikasi dalam tata kelola perumah sakitan dan pengembangan pelayanan tapi juga competitor yang kita jadikan mitra,”ujarnya.
Sementara itu, ditambahkan Rektor Unair, Prof Moh Nasih pihaknya juga menggandeng ITS dan Unesa untuk pengembangan penelitian. Apalagi Kerjasama dengan ITS sudah berlangsung sejak dua tahun yang lalu untuk pengembangan produk.
“Kita utamakan sinergitas untuk kemandirian bangsa. Terutama di era saat revolusi industri ini kita juga fokus untuk mendorong SDM dari kerjasama dua kampus ini untuk tenaga di Poli Batra. Karena kita salah satu RS Pendidikan yang merintis pengobatan tradisional,”paparnya. .
Ke depan, Prof Moh Nasih menuturkan jika pihaknya kana menjajaki kebutuhan dan dukungan mitra kesehatan. Dengan demikian, baik pelayanan dalam bentuk tradisional, konvensional maupun teknologi 3D akan disinergikan dalam model pelayanan poli Batra.
“Kita sudah siapkan semuanya, mulai kepastian lapangan pekerjaan, kebijakan hingga aturan-aturan lainnya, semuanya sudah siap,” pungkasnya. [Diana Rahmatus S]

Tags: