Kepala Basarnas Jawa Timur Pantau Alut di Pos Basarnas Trenggalek

Trenggalek, Bhirawa
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Jawa Timur, kunjungi Pos Basarnas Kabupaten Trenggalek guna melakukan pengecekan sarana dan prasarana (Sarpras), dalam kesiapsiagaan pengendalian potensi SAR.

Mengingat untuk meminimalisir potensi SAR dengan meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan terhadap orang dan material yang hilang serta menghadapi bahaya dalam pelayaran dan penerbangan, selain itu juga memberikan bantuan dalam bencana yang ada di lingkup Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Trenggalek.

Kepala Basarnas Jawa Timur, Hari Adi Purnomo mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan Kedaruratan terhadap potensi SAR, selanjutnya ia mengaku secara aktif turun kelapangan guna melakukan pengecekan sarpras yang ada di Pos Basarnas Daerah.

“Kami ingin mengecek sarpras Basarnas di Trenggalek guna meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan adanya potensi darurat di wilayah Jawa Timur. Mengingat Pos Basarnas ini menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat terhadap kebutuhan panggilan darurat,” ungkap Hari saat dikonfirmasi di Pos Basarnas Trenggalek..

Lebih lanjut ia menyebutkan dari hasil pantauan di Pos Basarnas Kabupaten Trenggalek, seluruh Alat Utama (Alut) dalam kondisi ready, meski belum dapat dipastikan adanya tanda-tanda kedaruratan, dan bisa dipastikan semua alat dan personil dalam kondisi siap.

“Hanya saat ini, yang perlu diwaspadai dan diantisipasi adanya gelombang tinggi diperairan baik pemancing maupun para nelayan. Jika dilihat, untuk ketinggian gelombang air laut diperairan baik di Pantai Utara maupun Pantai Selatan sekitar 2,5 meter,” imbuhnya.

Namun, disisi selatan Pulau Jawa ini gelombang air laut dirasa cukup tinggi dan mengkhawatirkan. Kadang pula gelombang mencapai di ketinggian 4 meter, dan kendala yang dialami tim sejauh ini, utamanya disisi selatan Pulau Jawa adalah tidak tersedianya Alut yang besar seperti KRI atau kapal kapasitas 40 meter.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan koordinasi bersama TNI/Polri maupun masyarakat, sehingga kegiatan pertolongan bantuan bisa terlaksana dengan baik.

Ditambahkan Hari sebagai Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, jika kesiapan personel dituntut untuk siap 24jam baik fisik maupun mental sehingga kapanpun dibutuhkan harus selalu siap, dan tidak ada kata siang maupun malam dalam melaksanakan tugas.

“Dalam kondisi apapun ketika ada panggilan kedaruratan, personil harus siap. Bahkan dikantor sendiri sudah ada personil yang berjaga-jaga 24 jam,” tegasnya.

Melihat potensi bencana diperairan yang ada di Pulau Jawa, Hari menyebut jika yang paling berpotensi ada di Kepulauan Sumenep. Mengingat Kabupaten Sumenep yang berada di ujung timur Pulau Madura dan merupakan wilayah yang terdiri dari wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau. Serta aktifitas masyarakat dilakukan dengan menempuh perjalanan laut.

“Sehingga potensi terjadi Laka laut yang cukup besar. Akhir-akhir ini juga beberapa kali terjadi Laka laut yang korbannya bisa diselamatkan,” pungkas Hari. [wek]

Tags: