Kepala BPS Sunaryo: Krim Wajah Picu Inflasi di Kota Malang

Kota Malang, Bhirawa
Kenaikan harga emas, telur ayam ras dan krim wajah (skincare) menjad komoditi teratas penyumbang angka inflasi Kota Malang di bulan Juli di Kota Malang.

Selama bulan Juli terjadi inflasi, sebesar 0,06 persen. Sementara Jawa Timur mencatatkan angka deflasi sebesar -0,29 persen, dan secara nasional tercatat deflasi -0,10 persen

Sunaryo Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Senin 3/8 kemarin, menyampaikan, komoditi penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan harga emas sebesar 5,83 persen.

Di Kota Malang, beberapa hari terakhir harga emas batangan mencapai Rp 1 juta lebih per gram. “Harga emas menyumbang inflasi dengan andil 0,04 persen,” ujar Sunaryo.

Sedangkan telur ayam ras dan krim wajah masing-masing memberikan andil 0,04 persen dan 0,03 persen terhadap inflasi kota pendidikan. “Selain tiga komoditi itu, kenaikan komoditi lain juga menyumbang inflasi. Diantaranya kenaikan harga parfum, bumbu masak jadi, tarif pendidikan taman kanak, tahu mentah, cabai rawit, semangka, dan pengharum cucian,” katanya.

Sementara komoditi penghambat inflasi diantaranya penurunan harga daging ayam ras, tarif angkutan udara, bawang merah, mie, sabut deterjen bubuk/cair dan bawang putih. “Komoditi sepatu anak, pepaya, jeruk, dan pasta gigi juga menjadi penghambat inflasi di bulan Juli,” tutur Sunaryo.

Sementara berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Kota Malang disumbang kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,77 persen, disusul kelompok pendidikan 0,40 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman 0,07 persen, dan informasi komunikasi serta jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

Untuk kelompok penghambat inflasi, kata dia disumbang komoditas pakaian dan alas kaku, perumahan dan bahan bakar rumah tangga, makanan dan minuman tembakau, kesehatan, rekreasi dan olahraga, transportasi, dan perlengkapan pemeliharaan rumah tangga.

Pada bulan Juli 2020, selain Kota Malang, daerh lain yang mengalami inflasi di Jatim yakni Kota Probolinggo dengan angka inasi 0,16 persen, Jember dan Banyuwangi 0,01 persen. Sedangkan daerah lainnya tercatat mengalami deflasi. Rinciannya, Kota Madiun -0,04 persen, Kota Kediri -0,06 persen, Kota Surabaya -0,41 persen, dan Sumenep -0,12 persen. [mut]

Tags: