Keterpaksaan yang Menjadi “New Normal”

Oleh :
Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Gara-gara pandemi Covid-19 orang dipaksa tak keluar rumah. Semua orang harus mematuhi anjuran untuk jaga jarak sosial dan jarak fisik (social dan physical distancing). Orang dipaksa harus bekerja dan belajar dari rumah. Ibadahpun juga dilakukan di rumah saja. Orang harus rajin-rajin mencuci tangan. Orang juga harus dipaksa memakai masker bila keluar rumah. Semua yang awalnya keterpaksaan itu kini pelan-pelan telah menjadi hal yang biasa dan normal. Sesuatu yang awalnya dinilai sebagai hal yang tak normal justru sekarang menjadi kenormalan (new normal).
Dalam dunia pendidikan misalnya, sekarang banyak dilakukan pembelajaran daring (online). Awalnya tak sedikit peserta didik, guru, atau dosen yang kaget (shock) dengan perubahan ini. Kini pembelajaran daring telah berjalan sebagai sebuah kenormalan. Perkuliahan yang biasanya dilakukan dengan model tatap muka langsung, kini harus berperantara melalui beragam aplikasi online meeting. Pembelajaran yang pada mulanya terbilang tak normal itu kini pelan-pelan telah dijalani seperti sebuah kenormalan baru.
Peserta didik yang awalnya memprotes karena pada pembelajaran daring tugas mereka sangat banyak, kini mereka tak mengeluh lagi. Awalnya tak semua pendidik mampu melakukan pembelajaran online dengan tepat. Tak jarang guru dan dosen yang banyak memberi tugas-tugas kepada siswa. Seiring berjalannya waktu, kini para pendidik dan peserta didik telah menemukan formula yang tepat dalam melakukan pembelajaran daring. Hasilnya pembelajaran yang difasilitasi teknologi ini akhirnya dapat diterima sebagai sebuah kenormalan baru.
Pembelajaran daring yang awalnya sebagai sesuatu yang asing itu kini telah menjadi hal yang lumrah. Kini mulai dari jenjang perguruan tinggi, SMU, SMP, SD, hingga TK telah melakukan pembelajaran daring untuk mengganti proses belajar mengajar secara luring. Pembelajaran model anyar ini mulai tak asing lagi bagi sejumlah pengajar dan peserta didik. Semua bagian yang terlibat dalam proses pembelajaran daring terus menyempurnakan dan menemukan model pembelajaran yang pas.
Sebuah Kenormalan Baru
Merujuk pada beberapa sumber, konsep “new normal” atau kenormalan baru, pada awalnya diperkenalkan oleh Roger McNamee, seorang investor teknologi yang mengulas dalam sebuah artikel Polly LaBarre yang berjudul “The New Normal” di Majalah Fast Company, 30 April 2003. Menurut Roger, “new normal” adalah suatu waktu dimana kemungkinan besar orang bersedia bermain dengan aturan baru untuk jangka waktu yang panjang.
Sebuah kenormalan baru ini muncul karena menyiasati keadaan wabah Covid-19. Seperti telah diketahui bersama bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah kebijakan guna mencegah persebaran wabah agar tak semakin meluas. Kebijakan pembatasan jarak sosial dan fisik telah menjadikan masyarakat harus belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Bahkan kini di sejumlah daerah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Mendadak bermunculan sejumlah aplikasi online yang menyediakan fasilitas pertemuan daring (online meeting). Pertemuan dan pembelajaran menggunakan Zoom, Google Meet, Google Classroom, Skype, Edmodo, WhatsApp Group (WAG), dan beragam aplikasi teknologi lain. Sejumlah teknologi yang memasilitasi orang bertemu daring menjadi tren dan sejumlah penyedia layanan online tersebut mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Bahkan sekarang aplikasi pertemuan online yang baru juga bermunculan.
Model pembelajaran yang harus ketemu dalam tatap muka di kelas saat ini telah terggantikan dengan online. Pembelajaran dalam dunia nyata (luring) telah tergeser dengan pembelajaran daring. Pembelajaran online telah menjadi sebuah kenormalan, dan pembelajaran tatap muka fisik di kelas justru menjadi sesuatu yang tak normal. Situasi ini tak terlepas dengan dampak dari munculnya wabah Covid-19 yang telah membolak-balikan kehidupan yang normal.
Sebenarnya tak ada masalah dengan kenormalan yang baru. Asalkan kenormalan yang baru tersebut mampu membawa kearah perubahan yang lebih menguntungkan dan meringankan kehidupan manusia. Kemunculan dan penggunaan teknologi telah terbukti meringankan beban manusia selama ini, termasuk dengan hadirnya teknologi komunikasi dalam membantu proses pembelajaran. Melalui teknologi terbukti mampu memudahkan dan meringankan kehidupan manusia.
Dukungan Teknologi
Kehadiran teknologi dalam mendukung “new normal” sangat besar. Teknologi menjadi sesuatu yang determinan bagi terciptanya tatanan kehidupan yang baru. Kehadiran teknologi menjadi salah satu yang mutlak saat ini. Beragam urusan kini semakin dimudahkan dengan campur tangan teknologi. Munculnya internet sebagai media baru (new media) sejak awal telah diramalkan oleh Marshall Mc Luhan bakal membawa perubahan yang signifikan dalam interaksi komunikasi manusia.
Melalui internet juga bermunculan teknologi-teknologi baru lain yang bersinergi dengan internet. Lewat fasilitas internet telah melahirkan tatanan baru. Mulai cara berinteraksi dan berkomunikasi, berbisnis, menjual dan membeli barang, belajar, beribadah, menyumbang, dan beragam aktivitas yang dahulu hanya biasa dilakukan secara luring kini banyak dilakukan dalam versi daring. Maraknya online shop, lahirnya transportasi online, beragam layanan konsumsi barang dan jasa online merupakan bukti perilaku online kini telah membudaya (online culture).
Namun, tetap perlu diwaspadai bahwa lahirnya kenormalan baru berupa online culture tak lantas tanpa masalah. Migrasi beragam cara ke ranah online ternyata juga melahirkan migrasi kejahatan modus operandi kejahatan. Beragam penipuan di ranah daring bermunculan. Sejumlah orang telah menjadi korban kejahatan siber. Pembobolan akun bank, pemindabukuan rekening bank, pencurian paket data, dan pencurian data pribadi menjadi persoalan serius saat ini.
Untuk itu, sebuah kenormalan baru berwujud online culture menuntut semua orang yang berada di jalur ini agar selalu meningkatkan kewaspadaanya. Intinya, tak ada yang aman di ranah online. Ketika cara-cara online lagi marak dan menjadi sebuah “new normal”, bersama itu pula kejahatan terus mengiringi. Perlindungan atas data diri dan kemampuan melek media digital wajib dipunya oleh siapa saja yang saat ini suka berselancar di dunia maya.
Hidup memang selalu berubah. Wabah pandemi Covid-19 juga telah membawa perubahan yang luar biasa. Sesuatu yang awalnya tak normal dilakukan, kini berubah menjadi sebuah kenormalan. Kehidupan “new normal” pasca pandemi akan menjadi cara baru dalam menjalani hidup yang lebih baik. Kehadiran teknologi dalam kehidupan manusia telah menjadi keniscayaan. Adaptif dan melek teknologi menjadi hal yang sangat penting dilakukan setiap insan. Selamat datang “new normal”.
—————- *** —————–

Tags: