Kisah Piluh Ny Karsilah, Pahlawan Devisa dari Situbondo

Derita Karsilah memang kompleks, karena sejak tahun pertama bekerja di Saudi Arabia suami tercintanya telah berpaling dengan wanita lain. Kala itu, Karsilah sulit menerima kenyataan pahit yang dilakukan suaminya. Namun perlahan, Karsilah bisa melupakan kisah pilu yang menimpa maghligai rumah tangganya. “Karena sudah tidak ada jalan lain, saya terpaksa ikut paman di Dusun Sukorejo bernama Abdul Somat. Sebab untuk ikut anak kandung sepertinya tidak mungkin, karena tidak jelas nasibnya,” keluh Karsilah lagi.
Saat ini, aku Karsilah, di bagian kaki dan tangan kirinya sudah tidak bisa digerakkan lagi karena lumpuh. Sesekali ia memperbaiki posisi tidurnya yang tampak tidak nyaman di ruangan Puskesmas Banyuputih. Selama menjalani perawatan, kata Karsilah, belum ada satu pun kunjungan dari jajaran Pemkab Situbondo dan membantu kesulitannya. “Saya berdoa semoga penyakit ini segera sembuh dan bisa cepat beraktivitas kembali. Semoga doa saya didengarkan oleh Sang Ilahi,” pinta Karsilah.
Terpisah, Abdul Samad (60) paman Karsilah, mengaku terus terang jika keponakannya selama sakit stroke kronis tersebut sering dititipkan ke sejumlah warga oleh anak kandungnya, NL (35). Terakhir, kata Abdul Somat, Karsilah dititipkan ke rumah kerabatnya di Kabupaten Bondowoso. “Terus terang saya kecewa dengan NL. Sebab kiriman uang hasil kerja Karsilah selama di Saudi Arabia tidak ada kejelasannya. Malah rumah Karsilah  sendiri dijual berikut isinya,” terang Abdul Samad dengan raut wajah kecewa.
Sementara itu aktivis sosial kemasyarakatan Situbondo Irwan Rakhday mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa Karsilah. Seharusnya, kata Irwan, saudara berikut anak kandungnya ikut memikirkan kesembuhan penyakit yang diderita Karsilah yang notabene sebagai seorang pahlawan devisa. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah atas persoalan serius yang dialami Karsilah ini,” harap Irwan. [Sawawi]

Tags: