Kolaborasi Nilai SKB dan SKD Tentukan Kelolosan CPNS

Peserta calon CPNS Provinsi Jatim saat mengikuti ujian tes SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) dengan menggunakan Computer Assisted Tes (CAT) di Kanreg II BKN Jl Letjen S Parman Waru Krajan Kulon Waru, Sidoarjo, Kamis (6/12). [trie diana]

Peserta Hadapi Soal Lebih Sulit
Pemprov, Bhirawa
Gelaran Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) mulai diikuti pelamar CPNS sejak kemarin, Rabu (6/12). Pada hari pertama, dijadwalkan 900 peserta mengikuti SKB berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk formasi Pemprov Jatim di Kanreg II Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Kabid Perencanaan dan Pengadaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim Hasyim Asy’ari menuturkan, SKB merupakan tahapan tes terakhir sebelum ditetapkan lolos sebagai CPNS dan mengikuti prajabatan. Kendati demikian, untuk dapat lolos pelamar CPNS tidak hanya mengandalkan nilai SKB, melainkan juga diakumulasi dengan nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).
“Acuannya nilai SKB dan SKD dikolaborasikan. bobotnya SKB 60 persen dan SKD 40 persen,” tutur Hasyim ditemui kemarin. Untuk mengintegrasikan kedua nilai tersebut, lanjut Hasyim, panitia seleksi nasional (Panselnas) BKN memiliki aplikasi khusus. Dan hal tersebut tidak melibatkan Pansel daerah. “Kita tidak punya wewenang untuk memgintegrasikan nilai. Keputusan lolos CPNS ada di tangan Panselnas BKN,” tambah Hasyim.
Karena mengguanakan dua nilai yang diintegrasikan, maka nilai SKB tidak bisa menjadi patokan mutlak. Nilai yang telah diintegrasikan tersebut selanjutnya akan dilakukan perankingan sesuai jumlah formasi. “Kalau formasinya dua, ya dua peringkat tertinggi itu sudah langsung lolos,” tandasnya.
Dalam pelaksanaan SKB tersebut, terdapat 4.078 peserta yang mengikuti tes. Dari jumlah tersebut, Panselda menyediakan 300 unit komputer selama empat hari pelaksanaan. “Hari pertama dan terakhir kita bagi dalam tiga sesi, Jumat dan Sabtu kita gelar sampai empat sesi tes,” ungkap Hasyim.
Terkait materi tes, Hasyim mengakui ada bobot yang lebih sulit. Sebab, materi yang diujikan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman pelamar sesuai kompetensi jabatannya masing-masing. “Kalau SKD yang dulu soalnya sama semua, terkait intelegensi, wawasan kebangsaan dan karakteristik. Ini masing-masing kompetensi paket soalnya berbeda-beda,” ungkap Hasyim.
Sulitnya bobot soal SKB juga diakui salah satu peserta tes asal Surabaya, Ahmad Yazid Albashtomi. Pria tersebut melamar pada formasi BPKAD Jatim dengan peluang tiga lowongan. Dia termasuk peserta yang masuk pada kelompok satu, yakni peserta yang lolos passing grade pada SKD lalu. “Saingan saya ada sembilan peserta tes. Kebetulan semuanya masuk yang lolos passing grade. Jadi agak berat juga kompetisinya,” tutur pria yang akrab disapa Tomi tersebut.
Dengan 100 soal yang dia kerjakan dalam waktu 90 menit, Tomi mengaku berhasil mengoleksi nilai 295. Dengan kata lain, ada 59 soal yang benar dan 41 lainnya salah. Hasil itu dianggapnya sudah cukup maksimal dengan bobot soal yang cukup berat. “Tadi soalnya seputar analisis keuangan, pajak, akuntansi pemerintahan. Pokoknya sesuai bidang yang dilamar,” ungkap Tomi. [tam]

Tags: