Kombinasikan Teh dan Daun Pandan untuk Pengawet Ikan Asin Alami

6-jemur-ikan-asinKota Malang, Bhirawa
Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat menemukan bahan pengawet alami ikan asin berbahan baku kombinasi antara teh dan daun pandan atau Komhandan.
Prestasi terus diukir oleh sejumlah mahasiswa di PTN Jatim. Salah satunya dari UB Malang yang memanfaatkan teh dan pandan untuk pengawet alami ikan asin.
Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Ali Wafa mengatakan pemilihan teh karena mempunyai kandungan tanin, flavonoid sebagai antimikroorganisme. Sedangkan daun pandan yang mengandung saponin dan fenol berkhasiat sebagai antibakteri.
“Kedua unsur itu alami digunakan untuk menggantikan formalin sintetis sebagai pengawet produk ikan asin. Hasilnya, penggunaan kombinasi teh dan daun pandan ternyata mampu menghasilkan rasa yang lebih lezat dan memperpanjang umur simpan ikan asin,” katanya.
Keunggulan lain dari kedua bahan tersebut, lanjutnya, adalah mudah didapatkan ketimbang formalin yang hanya dapat dibeli di toko tertentu. Untuk memperkenalkan Komhandan tersebut, mereka menyosialisasikannya kepada para anggota PKK Desa Tambakrejo di kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang.
Ali Wafa mengemukakan melalui program pengabdian masyarakat tersebut, dirinya bersama tim ingin menjadikan Desa Tambakrejo sebagai sentra produsen ikan asin non formalin dan menggunakan bahan alternatif pengawet alami berupa teh dan daun pandan. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita ibu-ibu, sehingga bisa mengoptimalkan ekonomi Desa Tambakrejo.
Tim FTP yang melakukan penelitian dan menemukan Komhandan tersebut, beranggotakan empat orang mahasiswa, yakni Ali Wafa, Annisa Ulfah, Oty Kiki, dan Moh Arham yang dibimbing oleh dosen Endrika Widyastuti SPt, MSc.
Sementara Ketua PKK Desa Tambakrejo Prasetyaningsih berharap Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UB di desa itu bisa terus berlanjut karena bisa memberikan dampak positif yang sangat signifikan, terutama sebagai tambahan penghasilan ibu-ibu PKK Desa Tambakrejo yang sebagian besar merupakan janda dan tidak berpenghasilan tetap. “Kami ingin banyak PKM-PKM dari berbagai perguruan tinggi juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan PKM UB, namun untuk bidang lainnya, sehingga potensi yang ada di Desa Tambakrejo ini bisa dimanfaatkan secara maksimal dan mampu meningkatkan perekonomian warga,” ujarnya.
Sebagian besar warga di Desa Tambakrejo adalah nelayan karena lokasinya berada di pesisir Pantai Sendangbiru. Potensi perikanan di daerah itu sangat besar, bahkan mampu mengekspor ikan tuna dan baby tuna ke sejumlah negara di Eropa dan Asia.
Potensi ikan laut yang banyak ditemui di perairan Malang selatan tersebut adalah ikan tuna sirip kuning, baby tuna, cakalang, tongkol, cumi-cumi, serta lobster. [tam]

Tags: