Komisi IV DPRD Konsultasi ke Dinkes Jatim

Komisi IV DPRD Kab Mojokerto saat menggelar konsultasi ke Dinkes Jatim. [kariyqdi/bhirawa]

(Bahas Raperda Kesehatan)

Kab Mojokerto, Bhirawa
Komisi IV DPRD Kabupaten Mojokerto melakukan Konsultasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Langkah ini bagitan dari tahapan pemmbahasaddn raperda kesehatan di Kabupaten Mojokerto, Anggota Komisi IV ingin mengetahui cara menanggulangi permasalahan kurang gizi ( stunting ) khususnya bagi anak balita.
Ketua Komisi IV, H. Sopi’i, S.P mengatakan, konsultasi dengan pemprov ini agar program penanganan stunting bisa sinergi dengan program nasional yakni dari pemerintah pusat dengan daerah dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan. Dari data yang di dapat dari pemprov ada 12 kabupaten di Jatim ini mereka mendapatkan interfensi.
Mulai dari penanganan bayi stunting, penyuluhan pada remaja calon ibu dan juga yg memiliki kerurunan stunting. “Saat ini angka stunting di Jatim masih berkisar antara 26,2 dari angka pemantauan gizi masyarakat dan dihitung dari riset kesehatan dasar,” terang Sopi’i, Kamis (24/10).
Sementara Kasi SDM Dinkes Provinsi Jatim drg. Lili Aprilianti mengatakan, bahwa Penanganan Stunting di Jawa Timur masih menjadi pekerjaan rumah yg harus diselesaikan Pemerintah Propinsi. Pada Tahun 2019 ini setidaknya ada 12 Kabupaten di Jawa Timur yg harus mendapatkan treatment serius untuk mengentaskan masalah stunting.
Sebanyak 12 daerah kabupaten yg masuk dalam treatment penanganan stunting adalah Bangkalan, sampang, pamekasan, sumenep, jember, bondowoso, Probolinggo, Nganjuk, Lamongan, malang, trenggalek dan kediri. “Kabupaten Mojokerto tidak termasuk dalam treatment stunting,” paparnya.
Saat ini Dinkes Provinsi Jawa Timur bersama Kementerian Kesehatan RI juga akan melakukan pendataan kembali status gizi masyarakat untuk mengetahui kualitas kesehatan terutama tingkat gizi masyarakat Jawa Timur. Bahaya stunting penting untuk diwaspadai lantaran dampaknya buruk pada anak secara fisik tumbuh kembang tidak seimbang, seperti tingginya dibawah normal atau lebih pendek, kemampuan intelektual rendah dan saat dewasa berpotensi ada gangguan metabolisme. Seperti diabetes dan hipertensi, serta gangguan metabolisme lainnya, dan sejauh ini meski sudah melakukan interfensi namun hasil menurunkan angka stunting tidak bisa dilihat dalam waktu singkat.[adv.kar]

Tags: