Komisi Penanggulangan AIDS Sidoarjo Bantah Vacum Kegiatan

Sidoarjo, Bhirawa
Meski anggaran dari Dinkes Sidoarjo dan hibah dari APBD 2014 akan cair awal Maret ini, Namun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sidoarjo kegiatannya tetap berjalan mulai awal tahun 2014.  Sehingga pihak KPA membantah sampai kegiatannya vakum dalam pencegahan HIV/AIDS di daerah ini.
Sekretaris KPA Sidoarjo , Hariadi Purwantoro mengatakan, KPA Sidoarjo tak sampai vakum kegiatan karena adanya dukungan anggaran dari Global Fund. Sehingga saat dana KPA yang berasal dari Dinkes Sidoarjo dan hibah dari APBD 2014 belum cair,  membuat KPA Sidoarjo masih tetap bisa melakukan kegiatannya.
Hariadi juga menyampaikan, karena adanya dukungan Global Fund mulai tahun 2011 lalu, sehingga meski pada tahun 2013 kemarin pun, ketika KPA Sidoarjo tak dapat anggaran dari APBD, KPA Sidoarjo masih tetap bisa menjalankan kegiatannya. Tahun 2014 ini, KPA Sidoarjo dapat anggaran dari Dinkes Sidoarjo sebesar Rp100 juta dan dari hibah APBD sebesar Rp50 juta. Bantuan dari Global Fund, kata Hariadi, akan berakhir pada pertengahan tahun 2015 nanti.
Sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan KPA Sidoarjo pada awal tahun ini, diantaranya pelatihan dan edukasi bagi PSK di TPI porong dan kampanye kondom di Kec Taman pada kelompok resiko tinggi. Seperti waria, gay dan pelanggan. Dalam kampanye kondom itu, kata Hariadi, selain membagi-bagikan kondom, juga ada pemeriksaan kepada masyarakat. Untuk mengetahui apa mereka positif apa tidak.
”Ada yang terjangkit tapi hasilnya belum diumumkan,” kata Hariadi, Senin (10/3) kemarin, di Sekretariat KPA Sidoarjo, JL Pahlawan Sidoarjo.
Kegiatan lain yang juga sudah dilakukan, lanjut Hariadi, telah mengadakan pertemuan outlet kondom. Yakni mengumpulkan agen-agen kondom di seluruh Sidoarjo, yang mendistribusikan kondom kepada kelompok resiko tinggi.
Tentang jumlah kasus penderita HIV di Sidoarjo yang hingga kini mencapai 1.100 orang, itu berasal dari kasus lama pada lima sampai 10 tahun terakhir  yang baru terdeteksi pada akhir-akhir tahun ini. Mencuatnya jumlah penderita itu justru menunjukkan kesadaran masyarakat yang mau memeriksakan dirinya, positif apa tidak. Malah kalau tidak lapor akan membahaya. Sebab akan bisa menularkan pada orang lain. “Justru lebih baik tahu lebih dini, sehingga kalau memang positif bisa segera diobati,” kata mantan pejabat Pemkab Sidoarjo itu.
Untuk mencegah perkembangan HIV di Sidoarjo, tegas Hariadi, KPA sudah bekerja sama dengan semua elemen masyarakat di Sidoarjo, yang peduli HIV/AIDS. Diantaranya di lingkup Kabupaten, Kecamatan, sekolah, perguruan tinggi dan lainnya. Agar sadar tak melakukan perbuatan yang termasuk beresiko tinggi. [ali]

Tags: