Kopi Robusta Organik Asal Dampit Kab Malang Mampu Produksi 40 Ton

Tanaman kopi robusta yang diproduksi petani Desa Srimulyo, Kec Dampit, Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Tanaman Pangan Hotikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang terus melakukan upaya untuk mempromosikan kopi organik jenis robusta yang diproduksi petani asal Kecamatan Dampit. Sedangkan kopi organik tersebut lebih sehat, jika dibandingkan kopi non organik. Karena tanaman yang dalam perawatannya menggunakan pestisida atau zat kimia, cenderung kurang baik dalam kesehatan.
Menurut, Kepala DTPHP Kabupaten Malang Budiar Anwar, Kamis (20/12), kepada wartawan, kopi organik yang diproduksi petani kopi asal Kecamatan Dampit itu, saat ini produksinya mencapai 40 ton per tahun. Dan harga kopi robusta organik lebih mahal dari pada harga kopi non organik. Seperti harga green bean kopi robusta organik bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogramnya, sedangkan untuk kopi non organik harganya Rp 20 ribu-26 ribu per kilogramnya.
“Meski produksi kopi organik setahun hanya menghasilkan 40 ton, namun mampu berkompetisi dengan kopi asal daerah lain. Sehingga pihaknya berusaha untuk menjaga keorganikan kopi Dampit, agar kopi organik asal Dampit tersebut bisa dikenal dan disukai oleh pencinta kopi, baik lokal maupun mancanegara,” tuturnya.
Budiar menjelaskan, kompetitor kopi organik asal Dampit ini, yakni kopi dari negara Vietnam. Karena selain harganya yang masih dibawah harga kopi Dampit, kualitasnya juga bagus dan sudah tersertifikasi. Oleh karena itu, pihaknya terus berusaha untuk mempertahankan kualitas kopi organik yang diproduksi petani Dampit. Sedangkan untuk mengukur kadar keorganikannya ada alat untuk mengetesnya.
“Kopi robusta organik asal Dampit ini, sudah ada permintaan 3 ton kopi organik yang akan dikirim ke salah satu industri kopi di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar). Tapi nama perusahannya saya lupa, karena kemarin itu ceremonialnya di kampus Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang,” terangnya.
Sedangkan untuk mengenalkan kopi oraganik asal Dampit kepada masyarakat, kata Budiar, yang juga pernah menjabat Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Setda Kabupaten Malang, pihaknya selalu ikut dalam pameran. Salah satunya adalah mengikuti pameran dalam memperingati Hari Perkebunan Nasional yang diselenggarakan di Jatim Expo Surabaya, pada Selasa (19/12). Dan dalam pameran itu, diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur (Jatim).
Dengan keikutsertaan Kabupaten Malang dalam pameran tersebut, kata dia, hal ini diharapkan untuk semakin besarnya peluang kopi Dampit dikenal masyarakat, yang tidak hanya masyarakat Jatim saja, tapi juga daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan masyarakat luar negeri. “Sebab, selama ini kopi Dampit sebagai salah satu produk pertanian unggulan asli Kabupaten Malang. Dan sebelum ada kopi organik, kopi Dampit sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda dulu,” ungkapnya.
Dirinya berharap, dari ikut pameran di Jatim Expo itu, akan ada follow up atau tindaklanjut dari pameran yang kita ikuti tersebut. Selain itu, dalam pameran di Jatim Expo juga didatangi pengunjung dari kalangan penghobi maupun industri kopi yang mau menggunakan kopi organik asal Kabupaten Malang. Sedangkan pameran tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, dan yang membuka Gubernur Jatim. Sehingga yang datang juga dari kalangan penghobi dan industri kopi dari seluruh Indonesia dan  internasional. [cyn]

Tags: