Kreatifitas Merekapun Perlu Dikembangkan

Kreatifitas Merekapun Perlu Dikembangkan

Oleh:
Tuti Haryati, M.Pd
Penulis adalah Pemerhati Inklusif & Literasi Sekolah ; Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhaar Tulungagung.

Pemerintah sedang berupaya membuat rumusan kebijakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki Kelainan dan/atau Memiliki Potensi Kecerdasan ad/atau Bakat Istimewa. Dalam dokumen ini juga dilampirkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta didik yang memiliki kelainan dan /atau Bakat Istimewa.
Negara sungguh juga harus bertanggung jawab atas pendidikan mereka, sebagaimana Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan perlunya memberi pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi dan kecerdasan istimewa. Hal ini dilakukan agar potensi yang ada dapat berkembang secara optimal dan dapat membentuk manusia yang beriman, bertakwa, beakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Kenyataan yang ada, menurut penulis perlu mengkaji teori jenis kecedasan dasar, Howard Gardner (1983) seorang profesor dari Harvard University, membagi kecerdasan dasar, antara lain: kecerdasan bahasa; matematis logis; spasial; kinestetis jasmani; musikal; interpersonal; dan intrapersonal. Sementara itu, bagi Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK), keterbatasan fisik bukan hambatan seseorang untuk berkarya, apalagi di bidang seni, terbukti anak-anak berkebutuhan khusus rata-rata memiliki kelebihan khusus dan perasaan yang peka. Selain itu, mereka juga mempunyai semangat dan ketekunan sebagai modal berharga.
Dalam kompetensi ini terbukti mampu menjaring bibit-bibit unggul dalam bidang vokal, melukis, cipta, dan baca puisi, serta memainkan alat musik modern. Kompetisi ini setidaknya berhasil menepis stigma negatif di tengah masyarakat yang menganggap bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini statis dan menjadi beban. Tentunya untuk memmiliki hasil yang bagus, masih sangat di perlukan keterlibatan guru dalam pendampingan karyanya.
Kemdikbud selain memberi bekal kecakapan hidup, juga bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelenggarakan program kewirausahaan agar mereka tidak menjadi beban masyarakat. Dari program ini, sudah banyak yang berhasil. Misalnya, ada yang mempunyai restoran, bengkel, salon, dan seterusnya yang mempekerjakan banyak karyawan. Jadi, jika potensi ini dikembangkan sesuai bidangnya masing-masing, mereka juga bisa eksis dalam masyarakat. http://edukasi.kompas.com
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh BIC Kids, dalam gaya hidup saat ini, orang tua dapat merasa sulit menemukan waktu melakukan kegiatan bersama anak-anak mereka. Padahal, inilah salah satu cara paling sederhana untuk menginspirasi kreativitas. Gaya hidup pasif dan kehidupan yang penuh kesibukan menjadi halangan dan keprihatinan orang tua terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Karenanya, anak lebih banyak terjebak dalam kehidupan pasif seperti game elektronik sehingga sulit mengembangkan kreativitas mereka.
Dari 2.000 orang yang disurvei, hanya 10 persen menghabiskan waktu setiap hari melakukan kegiatan kreatif bersama anak mereka. Sepertiga orang tua bersama anak seminggu sekali, sedangkan dua persen dari orang tua mengakui pernah melakukan hal ini. http://www.anakspesialhebat.com.
Ketika ditanya apa kualitas terpenting untuk ditanamkan pada anak-anak, sepertiga orang tua mengatakan ‘percaya diri’ dan 22 persen mengatakan ‘akal sehat’. Hanya 16 persen orang tua berpikir penting menanamkan kreativitas dan imajinasi kepada anak-anak mereka.
Angela Anning, Profesor Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Leeds, mengatakan, “Menarik untuk melihat bahwa kreativitas menjadi peringkat ketiga dalam pandangan orang tua sebagai kualitas penting bagi pendidikan anak,” katanya kepada Female First.
Dia menambahkan, “Kreativitas, bahkan kesenangan sederhana saat menggambar dan mewarnai, menanamkan keyakinan dan membantu mengembangkan rasa percaya diri dan pemahaman di sekitar kita.” Kreativitas memainkan peran sentral dalam banyak karir, sehingga mendorong anak-anak untuk menjadi kreatif saat muda. Manfaatnya akan terasa di masa depan mereka. ”
Penulis berusaha menerapkan lima tips untuk meningkatkan kreativitas anak. Diantaranya : 1) Buatlah diri tertarik pada kreativitas anak dan bergabunglah dengan permainan dan aktivitas anak Anda; 2) Jadwalkan waktu dan ruang agar anak-anak menjadi kreatif; 3) Variasikan sumber daya anak-anak anda agar dapat bermain secara kreatif sesuai dengan usia mereka; 4) Bacakan cerita kepada anak-anak anda dan tumbuhkan minat mereka dalam bicarakan berbagai hal seperti hewan, monster, peri, mesin, mobil, alam, bunga, dan sebagainya; 5) Nikmati musik yang menyenangkan dan eksplorasilah bersama anak-anak.
Begitupula menurut Munandar, Utami, 2009, hlm. 12 yakni “kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan ”
Perbaikan pendampingan siswa berkebutuhan kita merupakan kunci utama keberhasilan pengawalan pendidikan terutama di kreatifitasnya, sebaik apapun kurikulum, model pembelajaran yang tidak didukung oleh guru yang berkualitas, kreatif dan inovatif, semua kegiatan belajar mengajar tidak akan bermakna.
Oleh karena itu upaya perbaikan kinerja guru dalam melakukan proses pendampingan yang menekankan pada perbaikan aktivitas pembelajaran dan menumbuhkan kreatifitas siswa yang terfokus pada pengembangan kreatifitas, serta dapat membangun kesadaran baru untuk setidaknya berhasil menepis stigma negatif di tengah masyarakat yang menganggap bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini statis dan menjadi beban.
Bisakah kita menghilangkan stigma negatif menjadi stigma positif?. Sangat bisa dan itu tergantung kita jawabnya. Jika kita bisa melayaninya dengan baik dan sesuai kemampuan belajarnya, inshaallah bisa. Tentunya dengan usaha yang maksimal dan kembangkan menjadi sebuah kreativitas yang kontinyu sampai guru menemukan kemampuannya dengan baik. Selamat mencoba!. ***

Tags: