Kualitas Buruk, Beras BPNT Dikeluhkan Warga Sampang

Stok beras Bulog Probolinggo aman hinga 2 tahun.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Sampang, Bhirawa
Warga Sampang mengeluhkan buruknya kualias beras dari Bbantuan Pangan non Tunai (BPNT), sebab beras itu banyaj sekam dan kutu. Kondisi ini membuat Keluarga Penerima Manfaat (KPM), di Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang sangat kecewa.
Kejadian itu dialami seorang lansia Sri alias Maisun, warga asal Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang. Usai mengambil (menggesek) ke salah satu e-Warung yang ada di Kelurahan tersebut.
Maisun merupakan KPM yang menerima program BPNT perluasan tahun 2020. Sekaligus penerima program suplemen provinsi Jatim Rp.100 ribu per-bulan dampak wabah virus corona (Covid-19).
Jadi secara otomatis kuota (Saldo) kartu BPNT miliknya menjadi Rp.300 ribu. Di mana seharusnya dengan kuota nilai itu dirinya layak menerima barang seperti yang di patok pemerintah sesuai Permendag harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp.9.450 rupiah untuk beras.
“Sudah tiga bulan saya mengambil ke toko (e-Warung) itu, namun hanya bulan ini beras yang saya terima seperti ini,” ungkap Maisun, Rabu (05/8/20)
Sebelum itu, ia menerima beras 15Kg dengan kualitas premium dan berbagai jenis sembako yang lain. Namun pada bulan ini dirinya mengaku sangat kecewa lantaran beras yang ia terima kualitasnya buruk.
“Saya menerima beras 15Kg, Telur 20 butir, minyak goreng 2 Liter, gula 1Kg, Garam satu bungkus, dan mie instan 4bungkus. Tapi bulan ini ada yang berbeda, beras yang kemasan 5Kg kualitasnya sangat jelek, karena mereknya tidak sama seperti yang 10Kg,” terangnya.
Di tempat terpisah, Dinas sosial (Dinsos) sampang, melalui Kabid Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin, M Nashrun, menanggapi hal itu, menurutnya pihaknya akan menegur pihak e-Warung untuk segera bertanggung jawab atas tindakan tersebut. “Akan kami koordinasikan ke pihak e-Warungnya, untuk segera mengganti beras yang lebih bagus,” tanggap Nashrun.
Sementara itu, menurut pedoman umum (Pedum) bantuan pangan non tunai (BPNT) Tahun 2019. Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Presiden memberikan arahan bahwa mulai TA 2017 penyaluran beras sejahtera (Rastra) agar dilakukan secara elektronik (E-voucher). Sehingga bisa memenuhi prinsip 6T yaitu, Tepat sasaran, Tepat harga, Tepat kualitas, Tepat waktu, Tepat jumlah, Tepat administrasi. [lis]

Tags: