Kurangi Volume Sampah di TPA Benowo, Rumah Kompos Gratiskan Pupuk

rumah-komposSurabaya, Bhirawa
Berdirinya Rumah Kompos yang berada di depan Kelurahan Bratang Surabaya ini sangat berguna bagi warga Kota Surabaya. Usaha Pengelolaan Daur Ulang Kompos (UPDK) Bratang milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya ini untuk mengurangi limbah sampah yang berada di Kota Surabaya.
Asyari, pengawas rumah kompos Bratang mengatakan fungsi rumah kompos di Bratang guna untuk mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo,
“Berdirinya Rumah Kompos Bratang sejak tahun 1995 ini untuk mengurangi volume sampah yang berada di TPA Benowo, dan mengurangi biaya angkutan ke TPA Benowo Surabaya,” kata Asyari saat di temui Bhirawa di Rumah Kompos Bratang.
Secara ekologi manfaat dari rumah kompos ini untuk mengurangi pencemaran dan mengembalikan siklus organic. Kompos-kompos yang dihasilkan di rumah Bratang ini sebagian besar untuk pupuk taman kota. Jadi warga Surabaya berhak untuk mendapatkan pupuk kompos ini secara gratis.
“Pupuk kompos yang berada di Bratang ini memang buat warga Surabaya, dan kami berikan secara gratis tidak ada batasan dalam mengambil pupuk kompos ini, asal ada surat keterangan dari RT/RW warga Surabaya bisa mengambilnya,” tambah Asyari.
Ada 6 pegawai yang mengelola Rumah Kompos ini, salah satu ada ibu yang sudah tua dengan usia sudah menginjak 75 tahun masih bersemangat dalam bekerja. Ibu yang berasal dari Jember Jawa Timur ini sudah 50 tahun di Surabaya.
“Saya bekerja di Surabaya sudah hampir 50 tahun mas, dulunya rumah kompos ini TPS sementara, banyak sampah roti-roti sehingga bau menyengat. Gajian saya dulu pertama 3 ribu dan sekarang 30 ribu per hari,” tutur Sumiarti sambil menyapu daun.
Mbok Sumiarti, sapaan akrab bagi teman kerjanya ini sangat bersemangat dalam bekerja. Dengan keseharian tidurnya di rumah kompos dan pulang setiap lebaran sekali. mbok dua anak ini yang sekarang bekerja di luar negeri hidup sendiri di Surabaya.
“Anak saya dua-duanya bekerja di Malaysia di kelapa sawit, dan setiap lebaran saya pulang ke Jember untuk bertemu sanak saudara saya. Karena waktu lebaran saja saya bisa bertemu anak-anak saya,” tambah Sumiarti.
Asyari juga menambahkan bahwa ibu Sumiarti ini orang lama, dan menghormati pegawai paling lama di Rumah Kompos Bratang,” karena mbok Sumiarti ini sudah tua dan pegawai lama disini jadi saya menghormati beliau, dan pegawainya di sini masih kurang karena banyak mesin disini, salah satunya mesin pencacah ranting, penyaring kompos, pencacah daun,” tambah Asyari. [geh]

Tags: