Laju Ekonomi Minus Karena Pandemi, Ini Permintaan Ketua DPRD Jatim ke Pemprov

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi

DPRD Jatim, Bhirawa
Pandemi Covid -19 yang melanda Indonesia, termasuk di Jawa Timur berimbas pada melemahnya pertumbuhan ekonomi. Karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) diminta mencari strategi guna menstabilkan perekonomian di daerah.

Hal ini diungkapkan Ketua DPRD Jatim, Kusnadi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/8). Ia menegaskan bahwa Pemprov Jatim harus serius menyiapkan langkah-langkah strategis dalam rangka menahan laju ekonomi yang minus.

“Kami meminta Pemprov Jatim menyiapkan langkah strategis dalam rangka menahan laju ekonomi yang minus. Kita semua harus berusaha,” katanya.

Menurut dia, hal ini pun berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) turun di angka 10 persen. Ini dikarenakan daya beli masyarakat rendah. “Padahal sumber PAD pertama itu pajak kendaraan bermotor. Karena pendapatan masyarakat rendah, pembelian menurun. Akibatnya pemasukan kita juga menurun,” jelas Kusnadi.

Kusnadi yang juga Ketua DPD PDIP Jatim ini membeberkan sumber utama PAD Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). “Ini sangat dipengaruhi betul dengan daya beli masyarakat,” imbuhnya.

Upaya DPRD Jatim, lanjut Kusnadi, akan berusaha untuk meningkatkan perekonomian di sektor ekonomi. Ia tidak menginginkan adanya minus dalam pertumbuhan ekonomi karena adanya pandemi.

“Banyak cara yang kita lakukan, seperti program padat karya. Upaya ini untuk mengantisipasi guncangan ekonomi,” terang dia.

Program padat karya pun akan digenjot guna mengangkat laju pertumbuhan ekonomi pada masyarakat secara langsung. Meski demikian, kata Kusnadi, Masyarakat pedesaan yang berbasis pertanian masih mampu mempertahankan diri.

“Bahkan NTP (nilai tukar petani) ini tumbuh naik, justru perkotaan ini yang sangat terdampak. Akibat Covid-19 ini macet semua di perkotaan, dan petani agak diuntungkan,” jelasnya.

“Di wilayah pedesaan dalam bantuan baik dari pusat, provinsi dan Pemkab sangat luar biasa. Yang wilayah perkotaan ini banyak yang belum mendapatkan,” tambah Kusnadi. (geh)

Tags: