Lestarikan Budaya Pengantin Jenggolo agar Tak Punah

Sidoarjo, Bhirawa
Para pelaku Budaya Pengantin Jenggolo kuatir akan punah karena sulitnya regenerasi. Ditambah lagi perhatian Pemkab Sidoarjo terhadap budaya itu dinilai kurang maksimal. Perhatian dalam bentuk ikut mempromosikan dan mempopulerkan agar tetap lestari.
Itulah ungkapan Ketua DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin (Harpi) Melati Sidoarjo, Nasucha. Menurutnya, budaya asli Sidoarjo yang sudah dipatenkan sejak 2006 yakni Pengantin Jenggolo diharapkan bisa dipromosikan Pemkab Sidoarjo. Harapannya ciri khas asli Kota Delta itu bisa semakin terkenal dan menjadi trand mark budaya tata rias di Jatim dan Indonesia. ”Budaya Pengantin Jenggolo memiliki keunggulan dibandingkan pengantin lainnya,” harapnya, Jumat (16/11) kemarin.
Nasucha juga berharap, promosi dengan surat edaran agar setiap pejabat wajib menggunakan tata rias pengantin Jenggolo saat mengadakan acara pernikahan menjadi salah satu dukungan. Hal itu juga dilakukan kota/kabupaten lain dalam memperkenalkan dan menjaga budaya di masing-masing daerahnya. ”Di Sidoarjo kenapa tidak dilakukan promosi harus seperti itu,” harap Nasucha.
Sebab perkembangan zaman diharapkan tidak sampai menggerus budaya Pengantin Jenggolo di Sidoarjo. Tata rias Jenggolo harus terus dijaga agar tidak tergeser dengan budaya lain khususnya budaya asing. ”Pameran dan segala bentuk kegiatan untuk menjaga budaya pengantin Jenggolo terus kita lakukan,” ujarnya.
Dengan menjaga pengantin Jenggolo dari kepunahan, maka budaya asli Sidoarjo ini akan tetap tumbuh secara turun-temurun. Modifikasi model tanpa harus merubah ciri khas Pengantin Jenggolo bisa dilakukan. [ach]

Tags: