Libatkan Tiga UMKM Pasuruan, UK Petra Pamerkan Interior Rumah

Alexander William menjelaskan salah satu pengembangan produk UMKM Lampu Hias berbahan Kerang yang dibuat oleh kelompoknya kepada salah satu pengunjung pameran.

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 15 produk interior rumah hasil kolaborasi Universitas Kristen (UK) Petra dan pemerintah Kabupaten Pasuruan dipamerkan di Galeri Q3 Kampus UK Petra, Surabaya selama 30 November – 3 Desember. Diantaranya lampu, rak, meja, kursi dan devider.
Kolaborasi mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Interior UK Petra, Disperindag Kabupaten Pasuruan dan Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur mengusung tajuk ‘Jatim Bisa! Go Local, Go Global’.
Menurut Kepala Studio Interior Product Design for Commercial Space (IPD CRS), Grace Mulyono, kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran dengan metode service learning dari mata kuliah IPD CRS Prodi Desain Interior (DI) UK Petra. Selain itu, dorongan untuk membantu peningkatan UMKM di Pasuruan juga menjadi alasan pasca pandemi.
“Saat pandemi banyak sekali UMKM yang kesulitan karena banyak pameran – pameran tutup begitu pula dengan mal atau retail juga sepi. Maka para mahasiswa ini mencoba mencari peluang untuk membangkitkan UMKM binaan Disperindag dan Dekranasda Kabupaten Pasuruan dengan membuat karya yang baru,” urai Grace, Selasa (29/11).
Grace menjelaskan, dalam kolaborasi ini, ada 18 mahasiswa yang terlibat dengan menggandeng tiga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Masing – masing mahasiswa yang terbagi menjadi enam tim ini, mengusung konsep produk yang berbeda dari UMKM. Mulai Enceng Gondok, Ecoprint, dan Kerang.
Sebelum membuat konsep produk, para mahasiswa harus mempelajari tiap produk UMKM yang ada. Mulai mempelajari sejarah dan profil UMKM termasuk tantangan yang di hadapi masa pandemi.
“Tahap ini kami namakan empathize. Jadi mahasiswa akan mengenal dulu masalahnya apa baru kemudian bisa memunculkan solusi desainnya,” rinci Grace.
Awalnya, para UMKM ini kebanyakan memproduksi craft seperti tas, sepatu dan lain-lain. Akan tetapi sejak masa pandemi, permintaan menurun drastis. Di lin sisi justru permintaan aksesoris dan perabot rumah meningkat.
Salah satu sebabnya, karena banyak masyarakat yang melakukan aktifitas di dalam rumah sehingga orang lebih aware akan kondisi desain rumah. Para mahasiswa Prodi DI UK Petra semester V itu juga belajar dari awal dalam membuat kain ecoprint, menganyam enceng gondok hingga mengolah kerang dalam perabotannya.
Salah satu anggota kelompok yang berkolaborasi dengan UMKM Kerang, Tania Zipora Suhardjo menjelaskan, hasil proses belajarnya dalam membuat produk lampu dan kursi dengan teknik resin (daya rekat).
“Cukup sulit sebab selama ini UMKM Kerang ini biasanya menggunakan resin untuk gantungan kunci saja atau produk yang kecil. Sedangkan produk yang kami usulkan lebih besar,” katanya.
Meski demikian Tania dan tim merasa sangat senang bisa mempraktekkan ilmunya dan membantu UMKM di Jawa Timur untuk lebih maju. Hasil lampu mereka di bandrol dengan harga sekitar Rp600 ribu, sedangkan untuk kursi mencapai harga Rp950 ribu.
Tantangan pengembangan produk UMKM juga dirasakan Alexander William. Pada proyek ini, pihaknya bekerjasama dengan UMKM Mina Arshi Bahari yang fokus pada produk olahan kerang. Untuk produknya. William mengatakan, jika kursi penyimpanan dan lampu hias menjadi produk unggulan yang dibuatnya.
“Bahan utamanya kerang dari Pasuruan. Tantangannya saat buat pola, karena saat di awal bentuk polanya bulat. Jadi kami berkreasi dengan pola bunga,” urainya.
Dua produk yang dibuat ini, lanjut William, bukanlah produk utama UMKM yang berkolaborasi dengan pihaknya. Sebab, UMKM itu hanya menyediakan produk Gantungan kunci, tirai, dan kotak tisu yang terbuat dari olahan limbah kerang.
“Waktu kami kunjungi UMKM itu, produknya masih umum. Jadi kami mencoba untuk berinovasi dengan mengembangkan produk interior rumah,” tandasnya. [ina]

Tags: