Lilik Hendarwati Disambati Warga Kampung Juara Surabaya Saat Reses, Apa Saja?

Surabaya, Bhirawa
Pelbagai keluhan warga masih saja ada di Kota Surabaya. Masalah klasik pun agaknya masih dirasakan. Mulai dari banjir, saluran air yang sempit, sampah hingga minimnya penghijauan di setiap rumah perkampungan.
Keluhan tersebut muncul saat Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Hj. Lilik Hendarwati melakukan jaring aspirasi di Kapas Gading Madya I, Kecamatan Tambaksari, Jumat malam (18/9).
Dalam reses tersebut, Lilik menerima banyak keluhan masyarakat yang terkenal dengan Kampung Juara ini. Puluhan warga yang hadir pun dari tokoh masyarakat hingga Ketua RT yang ada di Kecamatan dengan penduduk terpadat di Kota Pahlawan. Bahkan, Lilik juga ditunjukkan titik banjir oleh warga.
Seperti yang diungkapkan Ketua RT 09 RW 01, Budi Siswanto. Pihaknya mengatakan bahwa di kampungnya saat musim hujan selalu banjir. Bahkan, permintaannya untuk melebarkan saluran air pun tak digubris oleh Pemkot Surabaya.
“Di kampung saya itu saluran airnya hanya selebar 15 sentimeter. Ini tidak bisa menampung air dengan jumlah yang banyak, apalagi saat hujan tiba,” katanya.
Keluhan berbeda juga disampaikan Wakil RT 10 RW 01. Dimana, sejak puluhan tahun meminta ke Pemkot Surabaya untuk program pavingisasi belum mendapatkan respon. “Kampung kami selalu banjir hingga 50 sentimeter. Ini terjadi berapa puluh tahun, sedangkan bantuan dari pemerintah sangat jarang,” terangnya.
Terkait tumpukan sampah rumah tangga dan adanya bank sampah juga merosot. Hal itu terjadi di RT 02. Dimana, para ibu rumah tangga selalu resah dengan keadaan kampungnya yang terkesan kurang bersih itu.
“Saya mohon diberi fasilitas, agar sampah tidak dibuang di jalan. Tempat sampah harus ada sekaligus gerobak sampah,” katanya.
Padahal, dengan adanya bak sampah yang memadai warga menjadi semangat membuang sampah pada tempatnya.”Apalagi wabah pandemi masih berjalan, agar kita betul-betul menjaga kebersihan,” paparnya.
Disamping itu, sebagian besar warga pun menginginkan adanya penghijauan di setiap rumah. Dengan adanya pemberian tanaman, khususnya tanaman obat keluarga (Toga), warga bisa beraktifitas untuk mengurangi cost pengeluaran.
“Kalau ada tanaman yang bermanfaat mohon diberikan, agar ibu-ibu bisa beraktifitas dan memanen sendiri untuk keseharian. Paling tidak bisa mengurangi beban untuk membeli sayuran,” imbuhnya.
Banyaknya keluhan warga tersebut, Politisi PKS ini pun bersikap. Pihaknya akan membawa masalah klasik tersebut kepada Pemprov Jatim. Sebab, pemkot Surabaya belum bisa menjawab keluhan warga.
“Secepatnya akan saya sampaikan kepada Provinsi. Karena Pemkot Surabaya sendiri belum bisa menyelesaikannya dengan baik. Nek kuto ra isok nandangi, ya provinsi (kalau Kota tidak bisa menyelesaikan, ya Provinsi),” jelas perempuan dari fraksi Keadilan Bintang Nurani ini.
Hal tersebut, dinilai Lilik sangat perlu segera disampaikan kepada Pemprov Jatim. Sebab, masalah banjir bisa berimbas pada masalah kesehatan. “Karena warga sudah mengajukan tidak ada realisasinya. Apalagi sudah puluhan tahun ya,” imbuhnya.
Disela menjawab keluhan warga, Lilik juga mengingatkan warga untuk tetap waspada ditengah pademi Covid-19. Menurut dia, hampir enam bulan warga diuji dengan adanya pandemi. Dampaknya pada perekonomian dan kondisi sosial warga.
“Warga harus menerapkan protokol kesehatan. Mengingat tenaga medis banyak yang meninggal di Jatim. Jadi, kita harus menggunakan masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak,” pesannya.
Dalam resesnya kali ini, Lilik yang juga Anggota Komisi C DPRD Jatim ini juga membagikan face shiled, masker, hand sanitizer hingga minyak kayu putih kepada warga. [geh]

Tags: