Lima Tahun Terakhir Kinerja Perdagangan Jatim Belum Membaik

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur belum begitu membaik selama lima tahun terakhir. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencacat, hingga November 2018 mengalami minus USD 4.714,27 juta. Hanya pada 2016 di Januari-November surplus USD 858,30 ribu. Sedangkan 2017 di periode yang sama posisi minus USD 2.223,15 juta. Begitu juga dengan 2015 di periode yang sama minus USD 1.887,04 juta. Paling parah dalam lima tahun terakhir adalah 2014, dimana neraca perdagangan minus USD 6.025,52 juta.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Timur Satriyo Wibowo mengatakan, pada tahun ini neraca perdagangan ekspor dan impor memang mengalami penurunan tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meski masih lebih baik dibanding lima tahun lalu, tetapi masih lebih buruk. “Bulan ini saja kinerja ekspor kita berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengalami kenaikan, sekarang ini turun,” ujar Satriyo, Selasa (18/12) kemarin.
Neraca perdagangan impor-ekspor Jawa Timur Bulan November mengalami minus dari bulan sebelumnya, yakni USD 696,53 ribu. Satriyo mengatakan, memburuknya neraca perdagangan luar negeri itu salah satunya disebabkan lesunya kondisi ekonomi global. “Semua permintaan pasar luar negeri untuk ekspor kita menurun, baik gas maupun non migas,” ujarnya.
Diakui Satriyo, sebenarnya dari sektor migas dan non migas, yang paling berpengaruh terhadap neraca perdagangan luar negeri Jawa Timur adalah perhiasan dan permata yang menjadi andalan. Namun pada Oktober ke November mengalami penurunan cukup signifikan, mencapai 66,61 persen. [rac]