Malang Damai, Surabaya Diwarnai Protes

Puluhan pengurus PDIP dari 28 PAC se-Bojonegoro melakukan aksi walk out saat Konferensi Cabang (Konfercab) di Hotel Empire Palace Surabaya, Minggu (7/7) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Konfercab Serentak PDI Perjuangan
Surabaya, Bhirawa
Pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Serentak PDI Perjuangan yang digelar di Surabaya diwarnai aksi protes karena penunjukkan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) oleh DPP (Pusat) PDI P tidak sesuai dengan aspirasi Rapat Kerja Cabang (Rakercab). Sebaliknya Konfercab yang digelar di Malang berlangsung damai.
Pada Konfercab Serentak yang digelar di Empire Palace, Surabaya, Minggu (7/7) Adi Sutarwiyono atau Awi ditunjuk sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya menggantikan ketua sebelumnya Whisnu Sakti Buana.
Munculnya nama Awi sempat menuai protes dari kader karena sebelumnya pada Rakercab yang digelar DPC PDIP pada 27 Juni lalu yang secara aklamasi memilih Whisnu sebagai Calon Ketua DPC PDIP Surabaya.
Namun Whisnu tetap legowo dan memberi ucapan selamat kepada Awi selepas pembacaan hasil keputusan DPP terkait penunjukan Ketua DPC. “Selamat atas terpilihnya Awi sebagai ketua DPC PDIP Surabaya. Selamat menjalankan tugas partai,” ujar Whisnu yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya itu.
Ia juga berpesan kepada semua kader PDIP Surabaya tidak kecewa karena keputusan yang diambil oleh DPP merupakan keputusan terbaik untuk masa depan partai. “Kita harus patuh dengan keputusan DPP. Petugas partai harus nurut instruksi dari pusat,” katanya.
Permasalah yang sama juga terjadi saat DPP PDIP Abidin Fikri sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Bojonegoro. Sontak puluhan anggota PDIP Bojonegoro melakukan protes keras dan melakukan aksi walk out karena keputusan DPP dianggap tidak sesuai dengan aspirasi Rakercab PDIP Bojonegoro.
“Ayo keluar, keluar. Percuma kita di sini, aspirasi PAC dan kader di bawah tidak didengarkan oleh DPP. Jangan ada dari Bojonegoro yang masih bertahan di lokasi Konfercab, ayoo semua keluar,” teriak Ebit, salah satu kader PDIP Bojonegoro dari PAC Kecamatan Kota.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Bojonegoro terpilih, Abidin Fikri, yang dikonfirmasi terpisah menolak memberikan keterangan kepada media. “Jangan tanya saya. Tanyakan ke DPP,” ujarnya singkat.
Konfercab serentak ini adalah tahapan proses menuju Kongres PDI Perjuangan, yang akan digelar 8-10 Agustus 2019. Seperti diketahui, Kongres akan menetapkan kembali Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
Seperti diatur dalam Peraturan PDI Perjuangan No. 28 tahun 2019, telah diatur kewenangan masing-masing tingkat. Bahwa kepengurusan level PAC (kecamatan), DPC (kabupaten/kota), DPD (provinsi) serta DPP PDI Perjuangan diberikan kewenangan untuk mengusulkan calon-calon Ketua PDI Perjuangan kabupaten/kota dan tingkat provinsi.
Sementara itu Konfercab yang digelar di Kota Malang di Hotel Savana berlangsung damai dan dijadikan sebagai momen evaluasi sekaligus menguatkan organisasi. Terlebih pada Pemilu 2019 ini PDI Perjuangan mampu mendominasi dan menempati posisi ke dua.
“Sejak setelah tahun 1999 PDI Perjuangan di zona dua ini selalu di nomor dua dan baru tahun ini menempati posisi pertama,” terang Djarot Saiful Hidayat, saat Hadir di Konfercab.
Jarot, lebih lanjut menyampaikan ke depan ia berharap kader yang berhasil menang tidak menilainya sebagai kemenangan individu. Melainkan menjadi wujud dari kerjakeras dan gotong royong bersama. Sehingga ke depan harus bekerja dengan baik dari tingkat paling bawah sampai atas untuk rakyat. “Dan tahun depan kita dihadapkan Pilkada. Secara nasional kami targetkan kemenangan Pilkada 60 persen,” tuturnya.
Sementara itu, terkait siapa saja tokoh yang bakal masuk dalam kabinet kerja Jokowi-Ma’ruf Amin? Mulai dari kalangan akdemisi, profesional, hingga kader partai politik. Namun meski begitu, belum dapat dipastikan nama yang santer diperbincangkan itu akan benar-benar menjadi menteri dalam periode ke dua pemerintahan Jokowi.
Pria yang juga Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI-Perjuangan, itu menyampaikan, partai sepenuhnya menyerahkan urusan kabinet kepada Jokowi karena sudah memiliki pengalaman lebih dalam menyusun kabinet sebagaimana pembentukan kabinet kerja pertama yang telah dibentuk.
“Kabinet sepenuhnya hak dari Pak Jokowi. Beliau pasti memiliki pertimbangan, karena sudah ada pengalaman sebelumnya. Dulu waktu kabinet awal belum ada pengalaman sehingga terjadi bongkar pasang, kalau sekarang saya rasa akan lebih berani lagi,” jelasnya.
Lebih jauh Jarot menjelaskan, Jokowi pasti akan memilih sosok yang memiliki integritas tinggi serta kemampuan bekerja yang baik. Selain itu juga sosok yang mampu berkomunikasi dengan baik. Karena dalam masa kepemimpinan ke duanya ini, tentunya ingin ada warisan yang bisa ditinggalkan dalam pembangunan Indonesia.
“Pak Jokowi pasti inginnya meninggalkan warisan yang baik dan 2024 nggak nyalon lagi. Indonesia harus dibangun dalam ideologi Pancasila, supaya 2024 indonesia berdaulat pangan, energi, dan lain sebagainya. Itu sebabnya UMKM digerakkan serta infrastruktur dibangun,” imbuhnya. [geh,mut]

Tags: