Masih Banyak Warga Kabupaten Sidoarjo Tak Mempunyai Jamban Sehat

Foto ilustrasi kakus yang dipakai warga untuk BAB

Sidoarjo, Bhirawa
Realisasi pembangunan jamban sehat dan nyaman, oleh Dinas Perkim Cipta Karya dan Tata Ruang Kab Sidoarjo, yang sedianya tahun 2020 ini, terpaksa direalisasikan pada tahun 2021 mendatang, karena anggarannya kena recofusing akibat pandemi Covid-19.

Menurut Kasi Air Bersih dan Sanitasi Dinas Perkim Cipta dan Tata Ruang Kab Sidoarjo, Heri Purwanto ST, pada tahun 2020 ini rencananya hanya membangun sebanyak 20 jamban sehat saja.

“Meski hanya 20 saja, oleh Tim Anggaran, tahun ini ditiadakan dan direalisasi tahun 2021,” ujar Heri, Kamis (25/6) kemarin.

Dirinya memberikan ilustrasi, mungkin saat ini yang masih diutamakan adalah apa yang dimakan saja. Namun apa yang dibuang dan menjadi sampah kurang mendapat perhatian.

Dirinya memberikan pendapat, seharusnya berbanding lurus antara apa yang dimakan dan pengolahan sampah dan limbah yang sudah dimakan.

“Saya analogikan kita menganggarkan untuk kegiatan pribadi di rumah, untuk makan, beli baju dan kebutuhan sehar-hari, namun kita tidak punya sarana pembuangan atau tempat sampah. Apa yg terjadi ? Pasti kita akan membuang sampah sembarang,” paparnya.

Dirinya mengatakan Kab Sidoarjo hingga saat ini, masih termasuk Kabupaten yang belum termasuk ODF (open devication free) atau bebas buang air besar sembarangan.

Karena hampir di 18 kecamatan, masih ditemui warganya yang kurang sadar dalam BAB yang benar. Yakni harus dalam jamban yang sehat dan nyaman.

Menurut Heri, masih banyak warga Sidoarjo yang BAB sembarangan ada dua faktor. Yakni karena mindset mereka yang rendah dan keliru juga bisa karena mereka tidak punya jamban yang sehat. Sehingga mereka BAB sembarangan. Akibatnya bisa merusak kesehatan lingkungan, keindahan lingkungan dan menimbulkan pemandangan yang kumuh.

Dalam konteks pencegahan virus Covid-19, penyediaan jamban sehat, menurut Heri, akan bisa membuat lingkungan menjadi sehat dan bersih. Sehingga tidak sampai memunculkan sumber penyakit.

Menurut evaluasinya, warga di Kab Sidoarjo masih banyak yang membutuhkan jamban sehat. Khususnya pada wilayah yang masuk dalam zona kantong kemiskinan di Sidoarjo. Menurut data kurang lebih 20 ribu kk.

“Hampir merata di 18 kecamatan, dalam kota juga ada yang gak punya jamban. Bahkan punya mobil ada juga yang gak punya jamban sehat. Karena berpikir rumahnya dekat sungai,” kata Heri. (kus )

Tags: