Masuk Jaringan Accor, Hotel Pullman Optimis Lebih Berkembang

12-peresmian-hotel-PullamSurabaya, Bhirawa
Usai diakuisis Accor Grup, Hotel Meritus Surabaya yang berubah nama menjadi Hotel Pullman Surabaya City Centre semakin optimis semakin berkembang. Sebab Accor Grup juga memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri.
“Pullman sendiri merupakan jaringan manajemen hotel group Accor untuk kelas upscale atau hotel kelas atas atau hotel bintang lima. Dengan tergabungnya Pullman Surabaya city center, jumlah hotel di Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang dimanage by Accor mencapai 80 unit untuk semua skala,” ungkap Chief Operating Officer, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore-Gerald Guillouet di Hotel Pullman Surabaya City Center, Rabu (18/6).
Ia menambahkan, hampir tiap hari ada hotel yang pengelolaannya dilakukan oleh Accord, apakah hotel yang sudah berdiri maupun hotel yang baru proses pembangunan. Dan hingga akhir tahun 2014 di targetkan bisa sampai 100 hotel di tiga negara ini.
Selain nama Pullman, khusus di Surabaya, group Accor juga memiliki hotel untuk kelas bintang empat dan tiga. Di antaranya Hotel Novotel Surabaya, Grand Mercure Mirama Hotel, Ibis Basuki Rahmad, Ibis Rajawali, dan Hotel Ibis budget di terminal 1 Bandara Juanda.
Seperti diketahui, hotel yang berada di Jalan Basuki Rahmat Surabaya sudah tiga kali berganti nama dalam empat tahun, pertama kali diluncurkan bernama LJ Discovery, setahun berikutnya berganti nama menjadi Meritus Hotel dan kini berganti nama lagi menjadi Pullman Surabaya City Centre.
Group Accor juga telah berinvestasi sekitar 90.000 hingga 120.000 dolar AS. Investasi itu untuk bangunan, tanpa nilai tanah. Karena nilai tanah di beberapa kota dan negara memiliki berbedaan yang sangat besar. “Hotel Meritus sebenarnya sudah memiliki standar sesuai dengan standar Pullman, sehingga kedepannya tidak perlu dilakukan renovasi maupun perubahan secara khusus,” lanjutnya.
Sedangkan okupansi rata-rata hotel di bawah group Accor di Indonesia sudah di atas 80 persen terutama hotel bisnis. Sementara bila masa low sesion, hanya berkisar antara 60 sampai 75 persen. “Di Indonesia, mayoritas adalah hotel bisnis. Jadi hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, hotel akan penuh tapi Jumat, Sabtu menurun dan diisi wisata, sedangkan hari Minggu kurang. Kecuali di Bali, Jogjakarta, dan Jakarta,” ujarnya. [riq]

Tags: