Masyarakat Ponorogo Puas Hasil ACS Gagasan Bupati Ipong

Ponorogo, Bhirawa
Melihat tingginya angka pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelajar di Ponorogo pada tahun 2015, pembuat kebijakan kota Reog memutar otak, mencari solusi yang dapat menekan angka tersebut. Angkutan sekolah dinilai dapat menekan angka tersebut.
Tidak salah jika menyebut Ipong Muchlissoni sebagai penggagas ACS (Angkutan Cerdas Sekolah) Ponorogo. Karena beliaulah yang mengusulkan dan mengganggarkan dana untuk ACS, tentunya dibantu oleh pihak terkait. Untuk pelaksanaan ACS sendiri, Bupati Ipong menunjuk Dinas Perhubungan (Dishub) Ponorogo.
“Bapak Bupati menunjuk Dinas Perhubungan sebagai pelaksana program ACS. Dengan dukungan dari pihak lain, seperti DPRD dan Polres, kami sanggup mengemban amanat tersebut dengan baik. Alhamdulillah sampai tahun 2018, ACS sudah mempunyai 41 armada yang melaju di 22 trayek,” ujar Junaedi, Kepala Dinas Perhubungan Ponorogo, kemarin.
Menurut Junaedi, Dishub melakukan kunjungan ke berbagai daerah untuk mendapatkan referensi tentang metode angkutan sekolah, diantaranya Batam, Tulungagung, dan Mojokerto. Dan dari berbagai referensi tersebut, terbentuklah sebuah blue print bagaimana Dishub akan menjalankan ACS. Pada tahun 2016, ACS Ponorogo resmi dijalankan. Dalam waktu dua tahun, program tersebut sudah berjalan dengan sangat baik dan mendapat apresiasi banyak pihak.
Di awal – awal berjalannya ACS, kesulitan yang muncul adalah pengawasan armada di lapangan. Karena ACS beroperasi pada hari Senin-Sabtu, sedangkan hari aktif dinas PNS adalah hari Senin-Jum’at, maka ada blank spot di hari Sabtu. Sehingga pengawasan ACS menjadi kurang maksimal.
“Hal itu kami dapat kami atasi dengan membuat aplikasi ACS, yang bisa diakses dengan HP berbasis Android. Aplikasi tersebut terbukti dapat memaksimalkan pengawasan armada ACS di lapangan,” jelas Junaedi.
ACS menitikberatkan pada pelajar tingkat SMP, karena pelajar seusia tersebut mampu mengendarai motor, tapi belum cukup umur untuk memiliki SIM. Dengan adanya ACS, pelajar SMP mempunyai alternatif selain naik sepeda motor. Dan dari data yang ada, tingkat pelanggaran lalu lintas oleh pelajar menurun.
Bukan hanya Dishub dan Pemkab Ponorogo yang merasa senang atas kesuksesan program ACS. Tapi juga pengguna program, yaitu sopir dan pelajar. Salah satu sopir armada ACS, Giyanto, mengungkapkan bahwa ACS sangat membantu masyarakat. Dirinya pun menyambut hangat jika ACS ditingkatkan baik dari segi trayek maupun kendaraan.
“Sangat membantu, meringankan beban bersekolah dan memudahkan pelajar mencari ilmu. Untuk penambahan trayek dan mobil, saya sangat setuju, bahkan para pelajar ini sangat mengharapkan,” ujar Giyanto, sopir ACS trayek Sukorejo.
Senada dengan Giyanto, sopir ACS trayek Sumoroto, Nur Ali mengatakan program tersebut membantu banyak pihak. Bahkan menurutnya, adanya ACS membuat sopir angkutan yang sempat lesu 2 tahun lalu, menjadi bersemangat kembali.
“Terima kasih pada Dishub yang sangat bersemangat di ACS, kami sopir angkutan ini juga kembali bersemangat. Dulu sih kami sempat lesu, pasrah, tapi sekarang semangat lagi kok,” ungkapnya.
Sementara itu, pelajar pengguna ACS, Okta Saptha berujar dengan polosnya jika dia tidak perlu bingung – bingung lagi memikirkan kendaraan untuk pergi ke sekolah.
“Ya ada ACS, tidak bingung lagi naik apa ke sekolah,” kata siswa SMPN 1 Ponorogo tersebut.
Program ACS telah diapresiasi oleh masyarakat Ponorogo, maka tidak heranlah Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan sebagai apresiasi atas kesuksesan program tersebut. Yang terbaru, Senin (22/10/2018), aplikasi ACS Ponorogo mendapat penghargaan dengan meraih “Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Tingkat Jawa Timur 2018.
Ke depannya, Dishub mengaku akan terus berupaya mengembangkan ACS lagi. ”Jika memang ada penambahan anggaran, kami sudah punya rencana. Salah satunya jelas, yaitu untuk penambahan armada,” pungkas Junaedi. [mb10]

Tags: