Mayoritas Caleg Lakukan Money Politic

Surabaya, Bhirawa
Mayoritas Calon Legislatif   (Caleg) yang akan bertarung pada Pemilu 2014 melakukan money politic.  Miris atas sinyalemen ini sejumlah Caleg berbagai partai di Surabaya mendeklarasikan  Deklarasi Gerakan Nasional Anti Politik Uang’, Rabu (5/3).
Salah satu caleg DPR RI dari Partai Gerindra, M Sholeh mengakui tidak kurang dari 70 persen para caleg melakukan money politic. Karenanya Deklarasi Gerakan anti politik uang mendesak dilakukan karena miris melihat fakta dan kenyataan di lapangan.
Ironisnya, lanjut Sholeh,  Bawaslu sebagai Badan Pengawas Pemilu maupun KPU sebagai penyelenggara Pemilu malah melakukan pembiaran terhadap aksi tersebut.
”Tidak ada tindakan tegas maupun teguran yang dilakukan KPU maupun Bawaslu. Tak heran jika money politic sudah menjadi hal yang lumrah dalam setiap pelaksanaan pemilu. Bisa jadi mereka yang menjadi caleg nanti dari bandar narkoba. Kalau sudah begini siapa yang disalahkan,”tegas Sholeh yang juga pengacara ini.
Ditambahkannya,  pembiaran yang dilakukan KPU dan Bawaslu tidak hanya dengan tidak menindak para caleg nakal. Dalam sosialisasi mereka pun hanya sebatas mengingatkan Pileg 2014 jatuh pada 9 April.
”Selama ini  tidak ada arahan untuk masyarakat agar melaporkan caleg yang melakukan politik uang atau masyarakat diminta tidak menerima permainan uang dari caleg. Jadi dalam kondisi ini dua lembaga utama dalam pelaksanaan pemilu ini tidak hanya melakukan pembiaran,  juga terkesan memberikan peluang dalam permainan politik uang,”tegasya dengan nada intonasi tinggi.
Dalam kondisi seperti ini, lanjutnya dirinya hanya bisa menghimbau kepada masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih.  ”Silakan terima uang caleg yang melakukan money politik, tapi jangan mencoblos caleg tersebut,”pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan  Caleg DPRD Jatim dari PDIP, Erma Susanti. Menurutnya, Indonesia dikenal dengan proses demokrasinya. Namun proses tersebut masih bersifat procedural.
Kenyataannya paska Pemilu 2009, tepatnya saat Pileg 2014 proses jual beli suara lewat money politic berjalan cukup marak. Tak heran banyak dari  broker berloma-lomba untuk merebut hati rakyat dengan memberikan sejumlah uang, tanpa masyarakat tahu rekam jejak caleg tersebut.
”Jujur tak bisa ditutup-tutupi, saat ini money politic yang dilakukan oleh sebagian para caleg minim Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per orang. Dapat dibayangkan mereka ini harus menyiapkan berapa ratus juta untuk itu semua. Dan apakah mereka tidak berpikir akan minta kembali dana yang sudah dikeluarkan saat duduk di parlemen. Kalau sudah begini yang terjadi adalah korupsi,”paparnya.
Untuk itu sudah saat masyarakat sadar akan aksi tersebut. Karenanya deklarasi yang dilakukan ini sangat penting untuk mengingatkan masyarakat agar memilih caleg yang benar-benar membelah rakyat tentunya tanpa melalui money politic. [cty]

Beberapa caleg dari beberapa partai siang tadi menggelar Deklarasi
GERAKAN NASIONAL ANTI POLITIK UANG/ diantaranya Iwan Dwi Laksono/ caleg dpr ri dari pkb/ Mohammad Sholeh/ caleg dpr ri dari gerindra/ Suhawi/ caleg dpr ri dari partai golkar/ Syafrudin Budiman/ caleg dpr ri dari pan/ Daniel Lukas Rorong dari hanura dan beberapa caleg lainnya//

M Sholeh menyampaikan/
M Sholeh caleg dpr ri
In:
Out:

Rate this article!
Tags: