Megengan, Siap Berpuasa

dp_bbm_gerak_puasa02_zpsf9730991Marhaban syahru Ramadhan (Selamat datang bulan suci Ramadhan) 1435 Hijriyah. Spanduk menyambut bulan puasa, agak terlambat dipampang. Boleh jadi masih menunggu tempat kosong untuk pemasangan, karena kalah bersaing dengan hiruk-pikuk baliho pilpres. Magnitude bulan Ramadhan di Indonesia, memang berbeda dengan negara lain yang dihuni warga muslim. Di Indonesia, Ramadhan bukan sekedar aspek pencerahan spiritual. Melainkan juga menjadi periode eskalasi perekonomian paling besar.
Biasanya partai politik tak mau kalah bersaing memajang spanduk, baliho di jalan-jalan sampai tembok kuburan. Bahkan parpol rela mengeluarkan biaya milyaran rupiah untuk iklan di koran, di radio serta televisi menyambut Ramadhan (sebagai pencitraan). Lebih lagi bersamaan dengan Pilpres (9 Juli 2014) nanti, momentum Ramadhan pasti juga dijadikan ajang pe-nyapa-an masyarakat. Bisa dengan pemberian bingkisan oleh pasangan Capres dan Cawapres.
Megengan, menjadi penyambung silaturahim antar rakyat. Juga antara yang masih hidup dengan leluhur yang telah meninggal. Adat Megengan, berasal dari kata meng-agung-kan bulan yang dianggap paling suci, keramat dan penuh berkah. Megengan hanya terjadi selama kira-kira tiga hari dipenghujung bulan Jawa Ruwah (kalender Arab bulan Sya’ban) menjelang Ramadhan. Dalam altar adat dinamakan bulan Ruwah, dimaksudkan sebagai bulan arwah.
Dalam tataran agama, megengan dipakai sebagai tanda kesiapan mental menyambut Ramadhan. Yakni latihan suka sedekah. Karena itu 1-3 hari menjelang bulan puasa, dibuat hidangan untuk tetangga. Ater-ater hidangan berupa kue tradisional dan buah (kadang dengan nasi dan lauk-pauk sebagaimana kendurian) diantar ke tetangga terdekat, tak terkecuali yang sedang bermusuhan.
Karena itu pada saat megengan, warga muslim Indonesia dari berbagai suku, mendatangi kuburan leluhurnya. Diyakini, menjelang Ramadhan, seluruh arwah memperoleh “rehat” alam kubur dan boleh “pulang” menjenguk keluarganya yang masih hidup. Karena itu yang masih hidup mestilah berlaku saleh. Pada zaman teknologi komunikasi saat ini, megengan juga disertai sms permohonan maaf kepada kerabat dan sahabat.
Ramadhan sebagai “bulan ekonomi” sudah menjadi tradisi setidaknya sejak dua abad silam. Pada abad millennium saat ini bulan puasa hampir identik dengan puncak bulan berbelanja. Sektor usaha ritel,  kebutuhan makanan dan minuman (mamin) sampai perbankan dipastikan bakal memperoleh berkah keuntungan berlebih selama bulan Ramadhan. Terutama sektor transportasi, sandang dan mamin, menandai bulan puasa sebagai musim panen besar.
Bulan suci Ramadhan telah datang. Aspek pencerahan mental dan moral mestilah tercermin dalam perilaku sehari-hari. Secara adat budaya (dan perintah agama) Ramadhan telah menjadi bulan kesetiakawanan sosial, sebulan mengurangi nafsu materialistik, serta sebulan paling sesuai untuk memuliakan seluruh kehidupan. Coba mengambil hikmah (pelajaran) dari sebelas bulan yang telah terlewati. Segala kegagalan, kesalahan, dan kekurangan pastilah terdapat hikmah. Seluruh pengalaman pahit itu bisa menjadi senyum memperkuat upaya perbaikan.
Tidak perlu risau dengan perbedaan awal Ramadhan. Memulai puasa pada hari Sabtu (28 Juni) atau Ahad (29 Juni) sama-sama baiknya. Masing-masing memiliki pedoman kuat. Umat Nahdliyin (NU) memang akan memulai puasa pada hari Ahad. Tetapi sebagian pengikut tarekat mu’tabaroh NU (jumlahnya bisa mencapai jutaan orang) malah telah memulai puasa pada hari Kamis (7 Juni), dan pasti akan ber-hari Idul Fitri lebih awal.
Aroma Ramadhan sudah terasa, inilah yang ditunggu-tunggu. Diawal bulan berisi berkah, ditengahnya berisi pembersihan kesalahan, dan diakhirnya bermakna pembebasan (dari ancaman kesengsaraan). Ekses pilpres akan segera berlalu terlelap dalam kesalehan sosial Ramadhan. Siapapun yang akan terpilih: Bung Wo atau Kang Wi, harus berani “tetap berpuasa.” Pemimpin mestilah menjadi orang terakhir yang bisa makan kenyang, setelah seluruh rakyat memperoleh jatah makan.
———   000   ———

Rate this article!
Megengan, Siap Berpuasa,5 / 5 ( 1votes )
Tags: