Mencetak Pemimpin Perubahan

19-badiklatMetode Baru Diklatpim II 2014
Surabaya, Bhirawa
Perdagangan bebas di kawasan Asean atau yang dikenal dengan Asean Free Trade Area (AFTA) akan dilaksanakan pada 2015. Program ini menjadi peluang Indonesia, khususnya Jatim untuk mengembangkan industri maupun perdagangan ke kawasan Asean.
Agar bisa bersaing di AFTA, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) profesional di kalangan birokrat. Sebab para PNS itu dituntut untuk menguasai teknologi, mampu membuat trobosan agar bisa memberikan pelayanan publik untuk menjaring investor.
Itulah mengapa Lembaga Administrasi Negara mengubah total pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan (Diklatpim) agar bisa mencetak SDM atau pimpinan yang bisa melakukan inovasi maupun perubahan di instansi masing-masing.
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mendukung penuh pelaksanaan Diklatpim model baru yang tahun ini mulai dilaksanakan di Indonesia. Karena di metode baru ini peserta Diklatpim tidak banyak duduk di kelas, melainkan mereka banyak turun di lapangan (instansi masing-masing) untuk melakukan perubahan kinerja di lembaga atau instansi masing-masing menjadi lebih baik, terutama dalam memberikan pelayanan publik.
Dengan begitu PNS dituntut mampu mengaplikasikannya di tempat kerja sehingga perubahan birokrasi akan semakin terasa manfaatnya. “Metode pembelajaran yang lebih ditekankan pada pengalaman sangatlah penting. Sebab pengalaman merupakan kunci dalam menyerap, retensi dan aplikasi hasil belajar,” kata Syaifullah Yusuf saat membuka Diklatpim II angkatan 32 Pemprov Jatim Tahun 2014 di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat), Senin (17/3) sore.
Lebih lanjut pejabat yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan, di era yang penuh dinamika saat ini berbagai perubahan dalam birokrasi sangat mungkin terjadi. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengubah wajah birokrasi agar lebih profesional dan efektif.
Dicontohkannya, berlakunya UU Aparatur Sipil Negara (ASN) mengharuskan birokrasi untuk beradaptasi secara cepat, dari pegawai pemerintah yang memiliki kinerja dan kapasitas minimal menjadi jajaran yang profesional. “Sebagai institusi, pemerintah dituntut untuk menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien serta responsif terhadap kebutuhan rakyat, bersifat fasilitatif dan bekerja berdasarkan aturan hukum yang berlaku,” katanya.
Pejabat struktural eselon II memiliki peranan  yang sangat menentukan dalam menetapkan kebijakan strategis instansi dan memimpin  bawahan untuk melaksanakan kebijakan secara efektif dan efisien. Mereka dituntut untuk memberikan arah dan target serta cara  mencapai atau mengatasi berbagai tuntutan. Selain itu harus memiliki kemampuan  membangun relasi dengan sektor swasta atau dunia usaha, serta relasi dengan  masyarakat. Dengan begitu tidak dipungkiri bahwa pejabat eselon II melekat  peran agen perubahan yang utama.
“Saya berharap hasil dari diklat tersebut ada perubahan. Sebab  aspek pengalaman, inovasi dan fleksibilitas serta gagasan-gagasan yang muncul  dapat didiskusikan, dirumuskan sekaligus diimplementasikan menjadi kunci sukses  birokrasi yang baik,” kata mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.
Kepala (LAN) Prof Agus Dwiyanto MBA mengatakan, perubahan metode ini sangat penting karena bangsa Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang mempunyai pembaharuan. “Tantangan ke depan kita dihadapkan pada Asean Economic Community, sehingga pemimpin harus bisa memperbaiki kualitas beberapa sektor, seperti SDM sehingga mempunyai daya saing yang tinggi,” katanya.
Sementara Kepala Badan Diklat Provinsi Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd  menambahkan, diklat kemarin diikuti oleh 60 peserta terdiri dari 31 orang dari Provinsi Jatim, kementerian pusat 6 orang, dan kabupaten/kota di luar Jatim 23 orang. Mereka akan menjalani Diklatpim II mulai mulai 17 Maret hingga 17 Juli 2014 atau selama 92 hari kerja. “Kalau dulu hanya 10 minggu, tapi di model baru ini lama Diklat 92 hari kerja dengan perbandingan kurikulum 60% lapangan dan 40% in class ,” jelasnya. [wwn]

KURIKULUM DIKLATPIM II
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan
Mata Diklat untuk tahap ini adalah :
a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan
b. Pembekalan isu strategis
c. Organisasi Berkinerja Tinggi
d. Diagnostic Reading
e. Penjelasan Proyek Perubahan

2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)
Mata Diklat untuk tahap ini adalah :
a. Coaching
b. Counselling

3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim
Mata Diklat untuk tahap ini adalah:
a. Inovasi
b. Benchmarking ke Best Practice
c. Membangun Tim Efektif
d. Merancang Proyek Perubahan
e. Seminar Presentasi Proyek Perubahan
f. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan

4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
Mata Diklat untuk tahap ini adalah :
a. Coaching
b. Counselling

5. Tahap Evaluasi
Mata Diklat untuk tahap ini adalah:
a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan
b. Evaluasi

Rate this article!
Tags: