Mendambakan Media yang Merdeka

Oleh :
Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Merdeka itu artinya terbebas dari belenggu. Merdeka itu bermakna lepas dari segala ketertindasan, keterkekangan, intervensi, dan kooptasi. Semua makhluk butuh kemerdekaan. Sebuah bangsa dan negara, pemimpin dan rakyatnya juga butuh merdeka. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tak terkecuali bagi media. Media yang merdeka menjadi penting mengingat perannya sangat signifikan dan dibutuhkan masyarakat. Kemerdekaan masyarakat mendapat informasi perlu didukung media yang merdeka.

Media dapat diartikan sebagai media massa arus utama (mainstream media) dan media sosial (medsos). Media massa arus utama termasuk media cetak dan elektronik seperti koran, majalah, televisi, dan radio. Sementara yang termasuk medsos seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan beragam platform medsos yang lain. Semua jenis media inilah yang banyak menjadi rujukan masyarakat saat ini. Aksesibilitas masyarakat pada media menunjukkan peningkatan.
.
Sebagai perwujudan masyarakat yang merdeka, kehadiran media menjadi faktor pendukung yang penting. Ketersediaan informasi yang disajikan media dan dibutuhkan masyarakat dapat mendukung terciptanya keterbukaan dan demokratisasi. Negara yang merdeka adalah negara yang masyarakat dan medianya dapat menjalankan fungsinya masing-masing secara profesional. Indonesia tak akan bisa dikatakan sudah merdeka kalau medianya masih belum terbebas dari beragam belenggu.

Keterjajahan Media

Kondisi terkini menunjukkan sejumlah media menghadapi situasi sulit. Wabah pandemi Covid-19 memang telah berdampak pada banyak sektor termasuk media. Himpitan ekonomi karena pandemi menjadikan kemerdekaan media massa terancam. Sejumlah perusahaan media terpaksa harus melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan jumlah karyawan dan frekuensi terbitan. Bahkan beberapa media sampai harus gulung tikar.

Jauh sebelum munculnya wabah pandemi Covid-19, sejumlah media massa juga harus mengalami keterjajahan dari intervensi para pemiliknya. Apalagi kalau sang pemilik juga merangkap seorang politisi parpol tertentu. Tak jarang intervensi sang pemilik sampai pada ruang redaksi (newsroom). Hal ini cukup berbahaya karena independensi dan netralitas yang menjadi prinsip dalam jurnalisme berhadapan dengan situasi keterjajahan dari dalam tubuh media massa itu sendiri.

Media massa arus utama juga mengalami keterjajahan dari munculnya beragam platform medsos. Pola konsumsi informasi masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran dari media massa konvensional ke medsos. Hingga tak jarang orang menggunakan medsos justru sebagai sumber informasi yang utama. Media massa konvensional kini banyak ditinggalkan khalayaknya. Tak sedikit orang bermigrasi ke medsos dan internet. Keterjajahan oleh medsos ini cukup merubah lanskap media massa ke depan.

Sementara medsos banyak dirujuk orang, namun akurasi informasi di medsos sangat lemah. Banyak informasi di medsos berupa berita bohong (hoax). Hal inilah yang sering membuat masyarakat jadi bingung dan panik. Informasi bohong yang banyak diusung oleh medsos telah menjajah tak hanya bagi media mainstream, namun juga menjajah masyarakat. Informasi bohong tak jarang yang justru dipercaya dan diyakini masyarakat sebagai sebuah kebenaran.

Dalam situasi masyarakat yang mengalami keterjajahan informasi menyesatkan, media massa arus utama dituntut hadir memerdekakan masyarakat dari serangan hoaks yang menyesatkan. Media massa arus utama harus hadir sebagai penjernih informasi (clearance of information) di tengah keruhnya informasi yang banyak menyebar lewat medsos. Media massa harus menjalankan fungsinya sebagai pemandu masyarakat dalam menemukan kebenaran di saat banjir informasi (information overload) saat ini.

Media yang Merdeka

Kalau memang harapan banyak tertuju pada media massa, terutama pada saat wabah pandemi saat ini, maka media massa harus tangguh. Media massa justru sangat diperlukan kehadirannya di saat informasi abal-abal banyak menyerbu masyarakat. Sementara itu, sejumlah media massa masih mengalami keterjajahan. Secara ekonomi misalnya. Tak sedikit media massa yang tak stabil dan tergoncang secara finansial. Salah satu sumber pendapatan media yakni iklan mengalami penurunan.

Sejak munculnya aneka platform medsos tak sedikit iklan yang lari ke medsos dan internet. Kenyataan ini merupakan pukulan bagi media massa konvensional. Potongan kue iklan akan semakin kecil karena harus dibagi-bagi ke banyak media. Situasi ini semakin dipersulit oleh munculnya pandemi. Banyak produsen produk yang mengurangi produksi dan biaya iklannya di media.

Untuk itu upaya pemerintah dengan memberikan relaksasi keuangan dengan pengurangan pajak, biaya kertas, dan tagihan listrik merupakan langkah yang tepat. Namun media massa harus mampu menjaga independesi dan profesionalismenya walau telah mendapatkan sumbangan dari pemerintah. Fungsi media massa sebagai sarana kritik dan kontrol sosial pemerintah dan masyarakat tak boleh dimatikan hanya karena media telah dibantu pemerintah. Independensi adalah harga mati bagi media massa.

Dalam situasi apapun, media massa yang merdeka adalah media yang mampu menjalankan profesionalisme. Melalui kerja yang profesional akan menghasilkan karya jurnalisme yang berkualitas. Dan hanya karya jurnalisme yang berkualitas yang dibutuhkan masyarakat. Produk jurnalisme yang berkualitas akan mampu memerdekakan masyarakat dari serbuan informasi bohong. Untuk itu media massa harus benar-benar mampu menyajikan produk informasi yang kredibel dan melalui proses yang ketat.

Media massa yang merdeka adalah media yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, media massa harus sehat secara finansia selain juga harus sehat secara konten. Di masa kontestasi politik, seperti pilkada saat ini, media massa sangat rawan dengan beragam godaan. Jangan sampai media massa lantas menjadi partisan, tidak netral dan membela kelompok tertentu yang membayar. Kalau demikian yang terjadi sesungguhnya media massa masih dalam keterjajahan.

Bagaimanapun juga media massa memang sebuah institusi bisnis, namun peran ideal media massa sebagai pemberi informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial tak bisa digadaikan. Media massa saat ini dituntut mengikuti perkembangan zaman dan laju teknologi. Perubahan pola konsumsi informasi masyarakat telah merubah lanskap media massa masa depan. Perubahan (disrupsi) juga dialami oleh media massa dan harus dihadapai dengan kemampuan beradaptasi dan berinovasi.

Merdeka bagi media massa sangat penting karena melalui media yang merdeka sejatinya mampu memerdekakan masyarakat dari serangan informasi bohong yang menyesatkan. Tentu media yang merdeka adalah media yang menjunjung profesionalisme yang mampu menghasilkan karya jurnalisme yang berkualitas dan mampu mencerahkan masyarakat. Merdeka NKRI, Merdeka media massa tanah air.

————- *** —————

Rate this article!
Tags: