Menggapai Derajat Takwa

Choirul Anam Abd Djabar

Choirul Anam Abd Djabar

Oleh:
Drs H Choirul Anam Abd Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183). Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa.
Definisi takwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah SWT, mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat, dan takut terhadap adzab Allah. Orang yang bertakwa, beribadah, bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah SWT, bukan atas dasar ikut-ikutan, tradisi,  atau orientasi duniawi.
Demikian juga orang bertakwa senantiasa takut mengerjakan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang mengancam dengan adzab yang mengerikan. Dari sini kita tahu bahwa ketakwaan tidak mungkin tercapai tanpa memiliki cahaya Allah, yaitu ilmu terhadap dalil Alquran dan sunnah Nabi SAW.
Jika seseorang memenuhi kriteria ini, layaklah ia menjadi hamba yang mulia di sisinya, seperti firman Allah: “Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13).
Dalam hal ini, puasa adalah menjadi sebab meraih derajat yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut:
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjimak dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.
Keempat, orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjimak tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya.
Kelima, puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi. Keenam, puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang yang bertakwa.
Ketujuh, dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Hal ini juga merupakan tabiat orang yang bertakwa.
Semoga puasa kita dapat menjadi saksi di hadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Semoga pula puasa kita mengantarkan kita menuju derajat takwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah SWT.

Rate this article!
Menggapai Derajat Takwa,5 / 5 ( 1votes )
Tags: