Mengintip Produksi Film Kartolo Numpak Terangbulan

Pengambilan video klip soundtrack film ‘Kartolo Numpak Terangbulan’ oleh Madjafait Band yang salah satunya personelnya diperkuat oleh Makki, basis Ungu.

Garap Soundtrack Bareng Makki Ungu, Syuting Video Klip Serasa Reuni SMA
Kota Surabaya, Bhirawa
Produksi film Kartolo Numpak Terang Bulan besutan sutradara M Ainun Ridho bekerjasama dengan SMK dr Soetomo Surabaya memasuki tahap akhir pengerjaan. Film bergaya khas Suroboyoan itu semakin banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya personel band Ungu yang secara khusus datang ke Surabaya untuk mendukung pembuatan soundtrack film.
Suasana bersahabat tampak di sela-sela kesibukan kru film Kartolo Numpak Terang Bulan syuting video klip soundtrack, Kamis (27/8). Salah satu lokasi yang menjadi tempat syuting ialah komplek gedung Balai Pemuda Surabaya. Di lokasi tersebut, Makki yang merupakan personel band Ungu beraksi dengan gitar bass ditemani rekan-rekannya, Doni dan Fadlil. Ketiganya membawakan lagu berjudul ‘Sari…’ yang merupakan soundtrack film Kartolo Numpak Terang Bulan.
Hubungan ketiganya sudah begitu akrab. Itu karena mereka berteman sejak masa sekolah di SMAN 2 Surabaya. Termasuk sang sutradara M Ainun Ridho dan Kepala SMK dr Soetomo Juliantono Hadi yang merupakan lulusan dari SMA komplek di Surabaya itu. “Kebetulan kita juga baru saja bikin band baru dengan Doni dan Fadlil. Kemudian kita tahu teman kita sedang bikin film Kartolo sehingga momennya pas untuk buat lagu pertama sekaligus jadi soundtrack film ini,” tutur Makki sembari mengenalkan band barunya bernama Madjafait.
Makki mengaku terkesan dengan idealisme Ainun Ridho, sang sutradara yang ingin membuat film dengan mengangkat karakter budaya khas Surabaya. Meski sebenarnya dia dan teman-teman bandnya sudah berdomisili di Jakarta. “Surabaya sudah seperti rumah kedua saya. Tempat dulu belajar gede. Apalagi bikin film dengan mengangkat budaya Surabaya, seribu persen tak dukung. Karena Ridho ini gak hanya ngomong, dia benar-benar berkarya bikin film,” ujar Makki.
Untuk membuat sondtrack itu, Makki dan rekan-rekannya membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Lirik, aransemen hingga video klipnya semua dikerjakan bersama dengan diskusi. “Kita ngerjakannya fun aja nggak ada beban. Soalnya sejak awal semangat kita ketemu kawan lama yang dulu satu band waktu sekolah,” ujar Makki.
Makki berharap, film Kartolo Numpak Terang Bulan ini bisa jadi contoh bagi yang lain untuk menonjolkan budaya Surabaya melalui film. Sebab, kekayaan budaya di Surabaya seharusnya sudah jauh menonjol melalui berbagai konten. “Film ini mengangkat budaya tutur Surabaya yang otentik dan unik. Daerah lain seperti Makassar dan Padang sudah jauh perkembangan dunia filmnya,” ungkal Makki.
Sementara itu, Sutradara Film Kartolo Numpak Terang Bulan M Ainun Ridho menuturkan, proses pembuatan film ini cukup lama berhenti karena pandemi Covid-19. Khususnya dalam proses editting yang sempat tertunda sekitar enam bulan. “Sekarang progresnya sudah sekitar 90 persen. Trailer jug suda selesai dikerjakan meski belum kita publikasikan. Tinggal editing dan menyiapkan soundtracknya. ,” tutur Ridho.
Tertundanya produksi film Kartolo ini secara otomatis juga berpengaruh terhadap rencana penayangan film di layar bioskop. Sebab, dengan tidak beroperasinya bioskop selama pandemi Covid-19, antrean film yang masuk akan semakin panjang. “Target awal, kita mulai produksi Februari dan tayang di Bioskop September. Tapi kalau lihat situasi seperti sekarang tayangnya bisa awal tahun 2021 sudah bagus. Karena kalau terlalu lama juga tidak baik,” ujar Ridho.
Ridho optimis, film Kartolo ini akan banyak diminati oleh penonton dari lintas generasi. Sebab, aktor yang tampil tidak hanya Kartolo CS melainkan juga dikombinasikan dengan anak-anak milenial yang membuat film ini lebih segar. “Jadi memang cita-cita bikin film Kartolo ini sudah lama. Tapi kalau Kartolo CS saja berempat yang main tentu garing tanpa kompromi dengan anak-anak muda,” kata dia.
Seperti diketahui, Film Kartolo Numpak Terang Bulan diproduksi dengan melibatkan siswa SMK dr Soetomo Surabaya sebagai krunya. Dalam film tersebut, sejumlah tokoh ludruk senior seperti Kartolo, Neng Tini, Sapari dan Eko Londo dihadirkan sebagai aktor. [Adit Hananta Utama]

Tags: