Mengkonsumsi Daging Merah yang Aman

Memperingati Hari Idul Adha 1441 H

Oleh:
Andriyanto
Ahli Gizi dan Kepala Dinas P3AK Provinsi Jatim.

Setiap memperingati Idul Adha, sudah barang tentu banyak hewan kurban yang dibagi-bagi kan dan dikonsumsi dengan banyak menu olahan. Daging hasil sembelihan tersebut biasanya disematkan untuk yang berasal dari hewan besar saja. Daging semacam ini disebut pula “daging merah”, dan diperdagangkan (dikonsumsi) dalam bentuk potongan-potongan, sebagai contoh: daging sapi, unta, kambing, kelinci dan sebagainya.

Sementara itu ikan, amfibi, hewan laut dan unggas tidak termasuk komoditas daging, karena dapat diperdagangkan secara utuh. Daging non-komoditas disebut pula “daging putih”. Secara kimiawi, daging merah berwarna kemerahan karena kandungan myoglobin yang relatif lebih tinggi dibandingkan daging putih.

Dari dua keluarga daging tersebut, daging merahlah yang sering disalahkan atas berbagai penyakit. Mulai dari kolesterol yang tinggi, darah tinggi, hingga kanker. Bahkan pada tahun 2007, World Cancer Research Fund menyatakan bahwa daging merah merupakan penyebab kanker usus besar. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan karena kandungan karsinogen (pencetus kanker) yang muncul saat proses memasak daging. Sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terhadap kanker, khususnya kanker usus besar.

Daging merah merupakan sumber protein yang sangat baik. Protein yang terkandung dalam daging memiliki asam amino esensial dan nilai biologis yang tinggi. Perlu diketahui pula bahwa jumlah protein dalam makanan merupakan ukuran yang penting untuk kualitas diet. Selain itu daging juga mengandung zat besi, vitamin B6, vitamin B12, dan niasin.

Rata-rata daging merah per 100 gram nya mengandung energi sebesar 207 kalori, protein 18,8 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 14 gram, kalsium 11 miligram, fosfor 170 miligram, dan zat besi 3 miligram. Daging merah juga terkandung vitamin A sebanyak 30 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 0 miligram.

Salah satu kandungan gizi dalam daging sapi yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia adalah protein. Protein memang dapat kita dapatkan dengan mengkonsumsi telur, bahkan juga tahu dan tempe. Akan tetapi, sumber protein hewani yang sangat besar adalah berasal dari daging sapi atau kambing. Lalu kenapa protein ini sangat penting bagi tubuh? Karena protein membantu tubuh manusia untuk membentuk otot sehingga menambah masa otot dan pada akhirnya dapat menambah berat badan kita. Selain itu, protein ini juga sangat penting dalam masa pertumbuhan anak-anak. Protein juga berguna untuk membangun kembali sel-sel yang rusak di dalam tubuh dan pembentuk zat-zat pengatur seperti enzim.

Dalam daging merah terdapat kandungan zat besi yang sangat tinggi. Kandungan zat besi ini sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena dapat menghindarkan kita dari anemia. Selain itu, jika seseorang terkena anemia, daging merah juga dapat menjadi salah satu alternative obatnya. Lezat bukan? Anemia dapay menyebabkan seseorang merasa lemas dan lesu sehingga mengganggu produktivitas dan aktivitasnya sehari-hari, oleh karenanya, anemia ini perlu sangat dihindari.

Zat besi bagi tubuh manusia juga dapat menjadi benteng pertahanan melawan penyakit karena dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Dengan tubuh yang kebal melawan penyakit dan terhindar dari anemia sehingga dapat tetap aktif, zat besi memberikan nutrisi bagi anak untuk dapat tumbuh dan mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Bagi Anda yang diharuskan bekerja dengan mengandalkan konsentrasi dan daya ingat, kita pasti akan membutuhkan daging sapi karena mengandung vitamin B kompleks yang berfungsi mempertajam daya ingat kita dan membuat kita dapat berkonsentrasi dengan lebih baik. Vitamin B kompleks ini tentu saja akan sangat berguna bagi anak kita yang masih duduk di bangku sekolah demi meningkatkan prestasinya.

Omega 3 merupakan salah satu kandungan yang terdapat di dalam daging merah. Omega 3 berperan untuk membantu sistem kerja jantung, hati, dan sistem pusat (otak). Di dalam 150 gram daging sapi terdapat 30 gram asam lemak omega 3. Demikian juga dalam daging merah mengandung zinc yang membantu tubuh manusia meningkatkan kekebalannya. Dengan zinc, juga membantu pria untuk memproduksi sperma dengan baik dan mencegah kerusakan pada organ reproduksinya.

Lebih “bagus mana daging sapi atau daging kambing?

Sering pertanyaan tersebut diajukan oleh masyarakat awam. Pada dasarnya, daging sapi maupun kambing sama-sama mengandung protein, zat besi dan zinc yang tinggi. Namun yang membedakan adalah kandungan kolesterol yang terkandung diantara keduanya. Menurut kajian ilmu gizi, kandungan kolesterol yang baik lebih banyak pada kambing, dan kolesterol yang jahat juga justru lebih sedikit pada daging kambing.

Banyak yang mempunyai asumsi yang mengatakan sebaliknya. Mitos yang mengatakan bahwa konsumsi daging kambing akan menjadikan tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, tidak sepenuhnya benar. Protein di daging merah tidak menyebabkan tensi naik, akan tetapi bila daging merah tersebut diolah dengan cara yang kurang tepat, misalnya dimasak dengan santan yang dihangatkan berulang-ulang, atau digoreng dengan minyak jelantah akan menyebabkan kadar natriumnya meningkat dan kadar kolesterol jahatnya juga meningkat. Bagi kita yang sudah lanjut usia atau berisiko terkena penyakit hipertensi dan jantung, sebaiknya daging merah diolah dengan cara dibakar, dipanggang atau barbeque, diasap, dan lain-lainnya yang diolah tanpa minyak jelantah atau santan.

Jerohan sapi atau kambing, aman kah dikonsumsi?

Prinsipnya, organ dalam atau yang disebut jerohan hewan sapi atau kambing tidak direkomendasi oleh para ahli gizi atau pun ahli medis untuk dikonsumsi, karena bakteri atau virus penyebab hewan sakit banyak terkumpul di jerohan. Bila jerohan dibersihkan dan dioleh tidak higienes atau kurang matang, akan berakibat tidak bagus juga untuk manusia yang mengkonsumsi.

Memang jerohan sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, ironis. Bila pengolahannya tepat jerohan ini akan menjadi empuk, gurih dan enak bila dikonsumsi. Pengolahan atau pemasakan jerohan yang baik adalah pemilihan jerohan yang masih segar, dicuci dengan bersih dan diolah sampai masak atau matang sekali,

Di masa pandemi Covid-19 ini, peringatan Idul Adha 1441 H terasa begitu istimewa. Pada konteks ilmu gizi, akan banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging merah. Dengan banyak manfaat yang ada dalam daging merah, akan banyak pula masyarakat yang bahagia mengkonsumsinya, dan pada gilirannya akan meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh tidak gampang tertular atau sakit karena virus corona.

————— *** —————

Rate this article!
Tags: