Menjelajahi Gagasan Cemerlang BJ Habibie untuk Indonesia

Judul : The Power of Idea
Editor : A. Makmur Makka
Penerbit : Republika
Terbit : Pertama, Agustus 2018
Tebal : 288 Halamann
ISBN : 978-602-573-431-1
Peresensi : Marzuki Wardi
Alumnus Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Mataram. \
Menulis Cerpen, Esai dan Resensi. 

Mendengar nama BJ Habibie, satu hal yang mungkin terlintas dalam pikiran kita adalah pesawat terbang. Memang, kepakaran beliau dalam bidang ini sudah diakui dunia, sehingga membuatnya selalu diidentikkan dengan pesawat terbang. Akan tetapi, tidak sekedar itu saja, mantan presiden ketiga RI ini juga dikenal sebagai seorang ilmuan multidimensional. Ketajaman otaknya mampu menyinergikan intuisi dan logika, dan mengejawantahkannya menjadi entitas yang diperkirakan akan atau harus terjadi di masa mendatang. Beliau memiliki kemampuan yang jenius sebagai seorang ilmuan dan pemimpin yang visioner.
Perihal kemajuan Negara, Habibie memiliki pandangan, bahwa masa depan bangsa ini ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan agama yang tinggi. Bukan terletak pada sumber daya alam yang selama ini menjadi titik tolak industri kita. Sebab, sumber daya alam suatu waktu dapat mengalami depresiasi (penurunan atau pemerosotan nilai). Kecuali hanya manusia yang tak bisa mengalami depresiasi.
Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia Indonesia lah yang harus terus menerus ditingkatkan. Untuk melakukan itu, ada tiga pendekatan yang dapat ditempuh, yakni genetika, pendidikan, dan pembudayaan. Artinya, kualitas seseorang bisa diturunkan kepada anak-anaknya. Tetapi, setelah manusia lahir dan tumbuh, nilai tambahnya dikontrol oleh lingkungan, yaitu pendidikan dan pembudayaan (halaman 118).
Habibie memahami betul, bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang dirundung kondisi paradoksal, yakni berbagai permasalahan pelik yang semestinya tidak perlu terjadi. Sumber kondisi tersebut adalah penyakit orientasi dan mentalitas kasir yang dimiliki oleh kalangan pemimpin negeri ini. Penyakit orientasi adalah wawasan, kebijakan, atau langkah yang sejatinya akan melemahkan produktivitas, daya saing dan bahkan ekonomi kita, dan pada gilirannya akan melemahkan bangsa kita secara keseluruhan. Sedangkan, mentalitas kasir adalah sikap dan perilaku yang hanya memperhatikan pemasukan dan pengeluaran uang yang hanya dipertanggung jawabkan saja, tanpa melihat latar belakang proses bagaimana pemasukan tersebut diperoleh.
Dua penyakit berbahaya tersebut, menurut beliau, harus dikoreksi dan disembuhkan dengan cara “pelurusan orientasi” yaitu: (1). lebih mengandalkan sumber daya manusia daripada sumber daya alam; (2). lebih mengutamakan orientasi jangka panjang daripada jangka pendek; (3). mengutamakan karya nyata daripada citra; (4). menyeimbangkan pendekatan mikro daripada makro ekonomi; (5). lebih mengandalkan value added ketimbang cost added; (6). menyeimbangkan secara proporsional orientasi neraca perdagangan, neraca pembayaran, dan neraca perdagangan; (7). memberantas perilaku “jalan pintas” (korupsi, kolusi, penyelewengan, dsb), menindak tegas tanpa pandang bulu pelakunya, dan menekan sekecil mungkin berbagai peluang munculnya perilaku jalan pintas tersebut (halaman 173).
Banyak hal penting yang dapat kita pelajari dari sosok ilmuan berkelas dunia ini. Terutama gagasan cemerlang, pencerahan, dan kiat inspiratif beliau untuk negeri ini. Terbagi menjadi tujuh bagian, satu bab buku ini juga mengajak kita mengenal lebih dekat sosok BJ Habibie dari pandangan para tokoh, baik para kolega maupun tokoh yang dekat dengan beliau. Buku ini sangat layak untuk ditularkan pada generasi bangsa.

———- *** ———–

Tags: