Menteri Pertanian Minta Balitjestro Batu Penuhi Kebutuhan Nasional Bibit Jeruk

Mentan RI, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MH saat melakukan kunjungan kerja ke Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Punten Kota Batu, Selasa (19/10).

Kota Batu,Bhirawa.
Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MH meminta Balitjestro Batu mampu menyediakan satu juta bibit jeruk unggul yang memiliki potensi ekspor tinggi. Hal ini ditegaskan Mentan RI saat menghadiri Gelar Teknologi Inovatif Perbenihan Jeruk Bebas Penyakit Mendukung Pengembangan Kawasan yang dilaksanakan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Punten Kota Batu, Selasa (19/10).
Saat ini Balitbangtan Kementan melalui Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Batu telah banyak menghasilkan teknologi inovatif. Dan salah satu yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas adalah teknologi inovatif sistem produksi bibit sumber jeruk bebas penyakit.
“saya ingin memperkuat pengembangan budidaya berbasis ekspor dan integrator pun kita siapkan. Hari ini saya meminta Balitjestro bisa menyediakan 1 juta bibit jeruk unggul yang diikembangkan, dan saya inginkan restoran di negara lain menggunakan jeruk dari Indonesia,” ujar Mentan RI.
Diketahui, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (2015 – 2020), Balitbangtan melalui Balitjestro telah didistribusikan benih sumber sebanyak 43.046 batang atau setara dengan 21.465.150 bibit sebar (53.663 ha).
Dalam kesempatan kemarin, Mentan RI melepas bantuan 100 ribu bibit jeruk bebas penyakit kepada petani untuk pengembangan kawasan. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan beberapa stakeholder, dan peluncuran buku Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara.
Saat ini, secara nasional kontribusi Balitbangtan/ Balitjestro terhadap luas areal jeruk mencapai 73 persen dari luas di Indonesia yang mencapai 73.083 hektar. Dan semua ini dimulai dari IP2TP Punten, Kota Batu.
Selanjutnya, Mentan menambahkan ingin menjadikan Batu sebagai pusat pembibitan, sehingga menjadi lokomotif komoditas dengan akselerasi ekspor. “Untuk itu semua produksi jeruk dari semua jenis yang kita miliki harus bisa bersaing dengan Negara lain,”tegas Mentan RI
Ia menjelaskan, saat ini negara- negara besar mulai memperkuat pertaniannya. Karena itu Mentan meminta untuk membudidayakan lebih banyak lagi jeruk, hingga bisa mencapai satu juta jeruk bebas penyakit.
Di tengah pandemi ini jeruk merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia. Pasalnya masyarakat menyadari pentingnya mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin C guna meningkatkan imun.
Data dari BPS pada tahun 2021, buah jeruk menempati tingkat konsumsi terbanyak kedua di Indonesia setelah pisang dengan total produksi di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 2.722.952 ton.
Hingga saat ini, Balitbangtan telah memiliki 271 jenis jeruk yang dikoleksi dari seluruh wilayah Indonesia, dan introduksi dari luar negeri. Hasil koleksi tersebut, telah banyak dilepas sebagai Varietas Unggul Baru (VUB) oleh Kementerian Pertanian dengan kualitas buah yang tidak kalah dengan jeruk impor.
Paling tidak ada 74 jenis jeruk yang sudah dilepas oleh Balitbangtan/ Balitjestro sebagai VUB di Indonesia. Di antaranya, Keprok Batu 55 dari Batu, Keprok Garut dari Jawa Barat, Keprok Grabag dari Magelang, Keprok Pulung dari Ponorogo, Keprok Tawangmangu dari Jawa Tengah, Keprok SOE dari NTT, dll.
Dan salah satu VUB yang dihasilkan Balitbangtan sebagai komoditas andalan ekspor adalah jenis jeruk purut dengan nama Puri Agrihorti. Dan di Kota Batu, jeruk Puri Agrihorti ini telah mampu menembus pasar ekspor ke Eropa.(nas)

Tags: