Menyoal Hak Asasi Hewan

Oleh:
Uswatun Khasanah
Peneliti di Center for Democracy and Religious Studies (CDRS), Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang

Hewan termasuk bagian dari makhluk hidup. Setiap hari, kita selalu hidup berdampingan dengan mereka. Selayaknya manusia sebagai makhluk hidup, ternyata hewan juga punya hak asasi. Belum banyak yang tahu-menahu mengenai adanya hak asasi hewan, kedengarannya pun masih ambigu di telinga kita. Pasti muncul pertanyaan, “kok hewan punya hak asasi?” Persoalan ini memang belum begitu menjadi trending topic di Indonesia, bahkan di dunia akademik maupun jurnalistik pun hampir tidak pernah disinggung. Masih kalah dengan dengan isu-isu terkait politik, korupsi, narkoba, perekonomian, dll. yang ada kaitannya dengan manusia. Realitanya, populasi hewan jauh lebih besar, namun mereka masih selalu terabaikan. “Untuk apa membahas hak asasi manusia, toh penerapan hak asasi manusia juga belum terealisasi?”
Perlu diketahui, dengan adanya hak asasi hewan akan memberikan kebebasan hewan dari penderitaan. Dalam menyikapi hak asasi hewan ini, selaku manusia bukan berarti kita harus sama dalam memperlakukan hewan layaknya seperti kepada manusia. Konteks dalam hal ini berbeda, maksudnya kita tidak boleh berbuat semena-mena kepada hewan dan memikirkan mereka sebelum melakukan suatu tindakan terhadapnya sebagaimana kepada manusia. Manusia hidup bersahabat dengan hewan. Persahabatan ini sudah lama terjadi, bahkan sejak penciptaan manusia pertama kali, namun tak begitu banyak tercatat dalam sejarah.
Setiap tahun, 15 Oktober selalu dijadikan sebagai hari perayaan hak asasi hewan sedunia. Dengan adanya hari penting dalam ranah internasional ini, kita bisa melakukan gerakan-gerakan kesatuan dan kesejahteraan untuk hewan. Hak asasi hewan dapat meningkatkan status mereka dengan tingkat standar kesejahteraan di seluruh dunia, juga menjadikan keberadaan mereka lebih terlindungi dari keegoisan dan kebengisan manusia terhadapnya. Sama halnya dengan manusia, hewan juga memerlukan kebebasan untuk hidup dari penderitaan serta eksploitasi yang sering dilakukan oleh manusia umumnya. Manusia dan dan hewan sama-sama hidup di bumi. Oleh karena itu, kita harus punya sikap toleransi dan saling menjaga untuk mewujudkan hidup nyaman tanpa ada salah satu pihak yang menderita dan menjadikan bumi ini sebagai tempat keberlasungan hidup yang lebih baik.
Sering kali masih terjadi tindakan kriminal yang menyakiti hewan saat berlangsung interaksi antara hewan dan manusia. Misal, kejadian yang sering dijumpai, ketika ada ayam masuk ke pekarangan bunga, ayam itu dilempari pemilik pekarangan itu dengan kerikil berkali-kali bahkan sampai terluka, karena ayam itu tidak mau pergi. Bukankah dengan cara seperti itu akan menyakiti ayam dan tidak mencerminkan perilaku kita dalam menyikapi akan adanya hak asasi hewan? Sebenarnya itu salah siapa, salah manusia atau hewan? Seharusnya manusia yang punya akal dibanding hewan, berpikir akan hal itu sebelum bertindak. Alangkah baiknya ayam itu dikurung atau dikandangkan kalau tidak boleh berkeliaran sembarangan. Bukan hanya itu, begitu juga yang dilakukan oleh pemburu-pemburu liar dengan meluncurkan senapan pistolnya pada burung-burung di pepohonan, dan kadang itu dilakukan hanya sebagai kepuasan untuk menghibur dirinya sendiri, apalagi terkait kasus pengebirian yang dilakukan oleh manusia-manusia egois terhadap hewan karena urusan kepentingan individu pun masih sering terjadi. Bukankah itu termasuk tindakan yang kurang biadab? Lantas bagaimana hak asasi hewan ini bisa terealisasikan? Perbuatan seperti itu, sudah jelas melanggar hak asasi hewan. Coba kita berpikir dan bayangkan saat posisi kita seperti mereka, pasti nggak akan tega melakukan hal itu. Di Indonesia belum ada kepastian hukum yang secara khusus menjunjung hak hewan, begitupun dalam cakupan internasional. Untuk menghindari tindakan pelanggaran hak asasi hewan ini perlu diberlakukannya kepastian hukum oleh pemerintahan.
Tentunya hewan juga memiliki perasaan sebagaimana manusia, hanya saja cara pengungkapannya yang agak sedikit berbeda. Hewan juga bisa menangis saat tersakiti. Yang membedakan manusia dengan hewan terletak pada kepemilikan akal. Selaku manusia yang memiliki akal, hendaklah manusia memiliki kepekaan terhadap mereka. Saat mereka tertindas dan haknya dilanggar, mereka hanya mampu hanya mampu mengharap belas kasihan dari manusia sebagai perantara agar hak-haknya terpenuhi. Bukannya tidak bersuara, namun kenyataannya tidak banyak khalifah di muka bumi ini yang bisa mendengarkannya. Karena, masih banyak manusia yang memeiliki rasa kekurangpekaan dalam menyikapinya dan tidak semua menyadari dengan apa yang dirasakannya.
Marilah kita melakukan perubahan demi perbaikan ekosistem alam ini. Kita perlu melakukan pengajaran dengan memeberikan nilai-nilai yang baik kepada anak-anak negeri ini yang nantinya akan mewarnai bumi, mengenai cara memperlakukan hewan dengan baik. Hal ini diharapkan agar mereka dapat menjadi generagi bangsa yang memiliki rasa kecintaan terhadap ekosistem. Mulailah menghilangkan sikap biadab terhadap sesama makhluk hidup. Apalagi terhadap hewan yang termasuk makhluk ciptaan Tuhan. Jadi, kita harus memperlakukan hewan dengan baik sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan sang penciptanya.
Wallahua’lam bi al-shawwab.
———— *** ————

Rate this article!
Menyoal Hak Asasi Hewan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: