MPLS Smamda Diisi Outbond, Pembentangan Kain Batik dan Deklarasi

Para siswa didampingi gurunya bersiap membentangkan kain batik hasil karyanya yang bergambar wajah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan lambing Bonek yang menjadi kebanggaan Arek – arek Suroboyo. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau juga disebut Forum Ta’aruf dan Orientasi (Fortasi) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya kemarin, diisi dengan Outbond dan pembentangan kain batik disertai Deklarasi Smamda Pelestari Batik, juga digelar permainan tradisional.
Menurut Ketua Fortasi Smamda, Ustadz Alif Jatimiko MThI, Deklarasi Smamda Pelestari Batik merupakan komitmen para siswa tentang tanggung jawab untuk kelestarian dan pengembangan karya agung berupa batik sebagai budaya asli Negara Indonesia. Dan Smamda memang telah menjadikan membatik merupakan program unggulan sekolah yang terletak di kawasan Jl Pucang Anom ini.
“Memang banyak sekolah lain yang mempunyai karya berupa batik. Tetapi tidak ada pelajaran khusus tentang membatik, dan Smamda mempunyai Program Pelajaran Membatik. Sehingga Smamda mempunyai galery khusus membatik. Ketika ada event tertentu batik hasil karya siswa selalu dipamerkan. Dan siswa baru selalu diajarkan untuk membatik. Bahkan ketika ada siswa tamu dan siswa pertukaran pelajar dari Negara lain selalu dikenalkan dan diajarkan untuk membatik,” jelas Ustadz Alif.
Sebagai wujud karya mereka, 488 siswa baru Smamda melakukan pembentangan batik sepanjang 100 meter yang dirampungkan selama dua hari. Ada sekitar 30 karya batik bergambar berbagai ikon tentang Kota Surabaya, diantaranya batik gambar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, gambar Tugu Pahlawan dan Bonek yang menjadi kebanggaan Arek Surabaya ini dibentangkan di Area Kenjeran Park yakni dengan latar belakang Kuil.
Sementara itu, RR Delya Yuniar Maharani Ning Tyas, Seksi Acara dari Fortasi menjelaskan, para siswa baru ini juga dikenalkan berbagai macam permainan tradisional. Seperti Gobak Sodor, Lintang Aliang, Sepak Tekong, Bakiak Panjang, Benteng – Bentengan, Kucing Tikus dan permainan lainnya. Permainan ini dikenalkan kepada para siswa untuk membantu Program Pemkot Surabaya dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam menggalakkan permainan tradisional. Serta mengikis individualistis akibat dari pengaruh gadget dengan game onlinenya.
“Selain membantu menggalakan permainan tradisional dari Program Pemkot Surabaya dan mengikis individualistis akibat gadget. Dalam Permainan Tradisional juga mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, diantaranya belajar tanggung jawab, kedisiplinan, kebersamaan, komunikasi dan pemecahan masalah serta mencari solusinya. Semua itu dikemas dalam permainan yang menyenangkan atau happy fun. Dengan harapan nantinya para siswa mempunyai kepedulian social dengan mendayagunakan potensi diri untuk menghadapi permasalahan,” papar Delya.
Sedangkan pembentangan kain batik sepanjang 100 meter ini berisi 30 kreasi batik, dengan proses membatik menggunakan media lilin malam dingin dengan menggunakan warna colet atau kuas yang menghasilkan batik lukis. Kelebihan dari penggunaan lilin dingin ini yaitu praktis, mudah, dan tidak berbahaya bagi siswa.
Pembentangan hasil karya para sisa ini merupakan ajang untuk menunjukkan hasil karya membatik siswa baru Smamda kepada masyarakat umum yang berkunjung di Kenjeran Park. Usai pembentangan karya siswa ditutup dengan Deklarasi Siswa Smamda yang siap melestarikan batik. [fen]

Tags: