Musripan: Aktifitas Gempa di Tahun 2018 Alami Peningkatan

Tim SAR Kab Malang saat menghalau pengunjung wisata Pantai Balekambang agar tidak mandi ditengah laut, sehubungan dengan himbauan BMKG, pasca bencana gelombang tsunami di Perairan Selat Sunda, pada Sabtu (22/12)

Kab Malang, Bhirawa
Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang telah menyatakan jika sepanjang tahun 2018, aktifitas gempa bumi mengalami peningkatan.
Sedangkan gempa bumi yang mengguncang Jawa Timur (Jatim) di tahun 2018, kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Kabupaten Malang Musripan, Selasa (1/1), yakni sebanyak 13 kali. Dan gempa bumi yang terekam pada peralatan Seismograp di Stasiun Geofisika Karangkates, sebanyak 633  kali gempa bumi. “Aktivitas gempa bumi tahun 2018 berdasarkan Seismograp lebih tinggi dari tahun 2017,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, jumlah gempa bumi yang tercatat di BMKG Karangkates pada tahun 2017 sebanyak 557 gempa. Sehingga gempa yang dapat dirasakan atau berdampak di masyarakat Jatim tahun 2017, lebih banyak yakni mencapai 15 kali. Sedangkan gempa yang terjadi pada bulan Juli 2018, sebanyak 110 kali. Dan gempa yang terjadi di bulan Juli tersebut lebih tinggi, jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya sepanjang tahun lalu. Sehingga dari catatan Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, pernah terjadi gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Righter (SR), di Timur Laut Situbondo.
Dilihat dari kedalaman atau hiposenternya, jelas Musripan, rata-rata gempa bumi dangkal akibat aktivitas pergerakan lempeng tektonik di zona subduksi. Hal itu disebabkan, lempeng tektonik Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng tektonik Eurasia mengakibatkan adanya akumulasi energi pada batuan tersebut hingga pelepasan energi. “Dan pelepasan energi inilah, yang menimbulkan bumi kita bergetar atau yang disebut  gempa bumi,” tuturnya.
Sehingga dengan rawannya Jatim ini diguncang gempa bumi, kata dia, maka dirinya menghimbau kepada masyarakat yang sedang berlibur di pantai dan yang tinggal di pesisir pantai, harus selalu waspada dan harus bisa evakuasi secara mandiri,  serta tidak panik jika terjadi gempa bumi yang berkekuatan lebih dari  7 SR. Dan segera meninggalkan pantai ke tempat yang lebih aman atau tempat yang lebih tinggi, dikawatirkan akan terjadi gelombang tsunami
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan adanya informasi atau isu gempa yang mengatakan  akan terjadi gempa bumi diberbagai daerah di Jatim. Dan jika ada informasi ada gempa bumi, segera untuk meminta informasi pada lembaga yang berwenang,” ujar Musripan.
Dikesempatan itu, ia menambahkan, hingga saat ini gempa bumi tektonik belum bisa diprediksi dengan tepat, baik waktu, tanggal dan tahun serta kekuatannya. Sehingga BMKG akan mengeluarkan keterangan resmi terjadinya gempa bumi, setelah gempa bumi tersebut terjadi. Sehingga informasi tentang terjadinya gempa bumi biasanya juga akan kita teruskan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk ditindaklanjuti. [cyn]

Tags: