Narasi Besar Pancasila Harus Banjiri Medsos

Narasi besar soal Pancasila harus dapat membanjiri media sosial yang digunakan anak-anak muda.Media sosial Instagram, Facebook, Twitter, Snapchat, hati-hati, banyak (ideologi) lewat barang-barang ini, sekali main bisa 2-3 juta pas viral. Ideologi Pancasila harus kita sebarkan, kita banjiri narasi-narasi besarnya lewat barang-barang ini kalau tidak akan kedahuluan idoelogi-ideologi baru yang menggunakan barang-barang yang tadi saya sebut.
Saya melihat secara detail mereka anak-anak muda memang sekolah, memang kuliah, memang bekerja iya, anak-anak muda ini sekolah, kuliah, bekerja tapi yang mempengaruhi mereka bukan hanya guru, dosen atau bosnya, bukan, hati-hati.
Kita harus memasifkan, membumikan (Pancasila) secara cepat tapi mereka menyerap nilai-nilai, menyerap informasi menyerap pengetahuan, hati-hati sekali lagi tolong digarisbawahi dari banyak media. Saya lebih detailkan lagi dari layanan chatting, ‘whatsapp’, telegram, line, kakaotalk, hati-hati lewat ini penyebaran dimulai.
Selain layanan pesan singkat, sejumlah layanan video yang menjadi acuan anak-anak muda.
Layanan video, TV, youtube, Netflix, Iflix, Hooq? Kita harus cepat kalau tidak mau keduluan yang lain juga karena itu semua kementerian harus ngerti media apa yang harus kita pakai. BPIP juga sama, media apa yang harus kita pakai sehingga dalam menjangkau 129 juta betul-betul tembakannya kena, fokusnya ke siapa? Banjiri narasi-narasi Pancasila lewat ini.
Saya memerintahkan agar para menteri dan kepala lembaga memahami cara berkomunikasi 129 juta anak-anak muda agar bisa membumikan Pancasila.
Sekali lagi target utama kita anak-anak muda kita, yang kita hitung 129 juta orang. Kita harus mengerti, paham media komunikasi yang mereka gunakan apa? Semua harus mengerti ini juga, harus mengerti kegiatan mereka itu apa? Konten yang mereka sukai itu apa? Kegiatan yang mereka sukai apa? Harus teridentifikasi betul.

Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia

Tags: