NasihatKehidupan Orang-Orang Jawa

Judul buku : Nasihat-Nasihat Orang Jawa
Penulis : Iman Budhi Santosa
Penerbit : Noktah
Cetakan : Pertama, 2021
Teba : 240halaman
ISBN : 978-623-6175-23-1
Peresensi : Ahmad Farisi
Pembaca buku asal Sumenep

Buku Nasihat-Nasihat Hidup Orang Jawa yang ditulis oleh Iman Budhi Santosa adalah buku yang berisi sekumpulan nasihat-nasihat kehidupan orang-orang Jawa. Di tengah geliat kehidupan modern yang semakinpragmatis, konsumeris, dankacaubuku ini bagaikan sebuah alarm pengingat bagi kita semua untuk kembali pada jalan hidup yang seyogianya seperti yang telah diajarkan oleh orang-orang Jawa melalui pepatah, petitih, dan petuahnya.

Seperti yang dikatakan Iman Budhi Santosa pada pengantar buku ini, kata-kata pepatah-pepatah bijak yang diajarkan oleh orang-orang Jawa masih (dan bahkan sangat) relevan dengan kondisi kehidupan ini.Yang pesan-pesan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa kita jadikan sebagai landasan hidup yang berbudi pekerti luhur, baik, dan bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang kian hari kian mengalami dekadensi dan kemunduran moralitas.

Petuah-petuah dan nasihat-nasihat kehidupan orang Jawa yang ditulis oleh Santosa muncul dari beragam tema, dari soal etika, hubungan sosial, keadilan, hukum, hubungan anak dan orang tua, soal perjuangan hidup dan lain sebagainya.Bisa dikatakan nasihat-nasihat orang Jawa yang terkumpul dalam buku ini bersifat kompleks dan beragam.Yang semuanya penting untuk kita baca ulang untuk kita terapkan dalam wahana kehidupan kita saat ini.

Misalnya, seperti nasihatajangomongwatong, nangingngomonganganggo waton(jangan asal bicara, tetapi, bicaralah dengan menggunakan patokan atau alasan yang jelas). Menurut Santosa, peribahasa orang Jawa yang satu ini mengajarkan kepada kita untuk berbicara sesuai fakta dan realita serta dapat dipertanggungjawabkan, alias tidak ngawur. Karena, kalau hanya asal berbicara maka akan fatal akibatnya.

Biasanya, menurut Santosa peribahasa ini digunakan untuk mengingatkan orang-orang yang selalu menjelek-jelekkan orang lain atau kerap menebar informasi hoax(bohong) dalam konteks kekinian. Selain itu, pepatah ini bagi Santosa juga mengajarkan kita untuk menjaga lisan kita agar tidak berbicara sembarangan.Agar hubungan sosial kita dengan tetangga, teman, saudara dan karib-kerabat lainnya tidak mengalami konflik dan kesenjangan.Sehingga dapat hidup rukun dan harmonis.

Selain peribahasa di atas, ada pula peribahasa lain yang juga mengajarkan agar kita memelihara lisankita, yakniajiningdhiridumusunginglathi, ajining raga saka busana (nilai pribadi terletak di bibir, nilai raga terletak dari pakaian). Terjemahan bebasnya, dalampandanganSantosapribahasainimengatakanbahwa nilai atau kepribadian seseorang ditentukan oleh kata-kata yang keluar dari lisannya, sedangkan nilai penampilan seseorang ditentukan oleh cara seseorang dalam berpakaian.

Sejalan dengan pepatahajangomongwatong, nangingngomonganganggo waton, peribahasa ini juga mengajarkan kita untuk berhati-hati terhadap tutur kata yang kita ucapkan.Karena apa yang kita katakan, akan didengar dan diterima oleh orang lain. Apabila kita sering berbohong, misalnya, maka secara otomatis kita akan kehilangan kepercayaan dari orang lain, pun apa yang kita bicarakan adalah kebenaran.

Dan, jika kita sering mengeluarkan kata-kata pedas yang bernada umpatan dan menyakiti hati, maka sebagai akibatnya kita akan dijauhi oleh teman-teman kita dan sulit untuk membangun persahabatan (halaman 12). Kata-kata bijak ini, selain mengajarkan kita untuk hati-hati dalam berbicara, juga mengajarkan kita untuk berpenampilan dan berpakaian yang baik, karena diakui atau tidak cara kita berpakaian dan berpenampilan yang tidak baik, rentan menimbulkan kesalahpahaman.

Misalnya, kata Santosa, di Jawa, jika seseorang menghadiri acara perkawinan hanya menggunakan sandal jepit dan pakaian ala kadarnya, maka orang tersebutakanmenjadirerasanan (pembicaran). Sebab, orang tersebut dianggap tidak menghargai atau meremehkan pemilik rumah dan tamu lainnya.Dua peribahasa atau nasihat kehidupan orang-orang Jawa yang telah dijelaskan di atas tentunya masih relevanuntukkitaimplementasikandalamkehidupankita hari ini.Dan dua peribahasa itu hanyalah sebagian kecil dari nasihat-nasihat orang-orang Jawa yang terkumpul dalam buku ini.Akhirnya, selamat membaca.

——– *** ———-

Rate this article!
Tags: