Optimalkan Produksi Beras Organik, Disperta Jalin Komunikasi dengan BI

2-Kadis-Pertanian,-HindartoBondowoso, Bhirawa
Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Bondowoso dalam waktu dekat akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan Bank Indonesia (BI) untuk membahas masalah pertanian beras organik.
Dari FGD ini diharapkan agar pertanian beras organik di Bondowoso yang digagas oleh Bupati Amin Said Husni sejak pertama memimpin, bisa menemukan formulasi yang lebih baik dan terarah demi meningkatkan kesejahteraan para petani.
Kepala Disperta, H. Hindarto, SP menjelaskan, pihaknya telah menyusun agenda besar untuk keberhasilan pertanian beras organik . Agenda besar itu akan dibicarakan dengan BI berupa road map pertanian beras organik hingga tahun 2018 mendatang. “Sebenarnya Bank Indonesia meminta kami untuk mengagendakan FGD Kamis kemarin, namun karena banyak agenda yang harus kami selesaikan, maka FGD itu kami tunda hingga minggu depan,” jelas Hindarto.
Selain melakukan FGD dengan BI, langkah-langkah kongkret yang sudah ia siapkan adalah memberikan bimbingan, pelatihan teknis terhadap 170 Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pada masing-masing Balai Besar Pelatihan Pertanian (BPPP) . “Ya kami melakukan pelatihan terhadap PPL baik itu secara teknis serta memberikan pemahaman terhadap para petani beras organik. Sebab, kita ini harus focus pada satu klaster ini saja dibawah BPPP Gunung Anyar, Kecamatan Tapen,” katanya.
Pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga sudah menganggarkan melalui APBD tahun 2014 untuk pertanian beras organik di dua tempat yakni di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari dimana di tempat tersebut selama ini memang menjadi areal pertanian beras organik. “Di Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari yang lahan pertanian beras organik mencapai 25 hektar dan sudah disertipikasi itu sudah kita anggarkan di APBD tahun ini termasuk juga di Desa Taal, Kecamatan Tapen sebagai pengembangannya,” jelasnya.
Anggaran tersebut nantinya akan diserahkan ke pihak ketiga yakni Universitas Muhammadiah Malang (UMM). Bahkan, pihaknya sudah meneken Bhirawarandum Of Understanding (MoU). “Semuanya nanti dalam bimbingan UMM,” katanya.
Hingga saat ini, keberadaan beras organik sudah banyak di konsumsi oleh sebagian masyarakat Bondowoso baik itu pejabat publik maupun masyarakat biasa. Bahkan, sebagian juga sudah dikirim ke Jakarta dan Surabaya.
“Ke depan, kita memiliki mimpi agar beras organik ini nanti dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sebab, beras ini sangat enak, sehat dan menyehatkan. Kita akan melakukan sosialisasi ke berbagai daerah termasuk kota-kota besar di penjuru negeri ini apabila stok beras yang kita butuhkan sudah sesuai dengan permintaan pasar.  Karena stok kita masih sedikit, hanya sekitar 10,3 haktar, maka kita tidak terlalu besar dan tidak terlalu banyak menggembargemborkan, itu karena kita tidak ingin setelah kita sosialisikan kemana-mana dan permintaan pasar begitu tinggi namun kita tidak punya stok yang cukup,” aku Hindarto.
Hindarto juga mengapresiasi inisiasi dari siswa SPMA yang beberapa waktu yang lalu melakukan penanaman padi jenis hibrida dengan hasil panen yang cukup bagus. Dia berharap, agar siswa-siswa itu nanti setelah lulus mampu menjadi petani yang handal dan tangguh untuk kebaikan bersama dan kesejahteraan bersama.
“Saya mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh adik-adik siswa. Kita harapkan nantinya mereka menjadi petani yang tangguh,” katanya. [mb3]

Tags: