Pakde Karwo Raih Gelar Doktor Kehormatan Bidang Vokasi Kerakyatan

Pakde Karwo menerima ijazah Dr (HC) bidang vokasi kerakyatan dari Rektor UMM Dr Fauzan.

Pemprov, Bhirawa
Gelar doktor kehormatan atau honoris causa (Dr H.C) kembali disandang Gubernur Jatim Dr H Soekarwo untuk kedua kalinya. Kali ini, pemberian gelar Dr (HC) tersebut datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di bidang pendidikan vokasi kerakyatan, Kamis (27/12).
Ketua Badan Pembina Harian UMM Prof Dr Malik Fadjar menuturkan doktor HC yang diberikan merupakan penganugerahan kedua oleh UMM kepada tokoh yang dianggap layak menurut universitas menerima kehormatan tersebut. Menurutnya, selama dua periode memimpin Jatim sebagai gubernur, Pakde Karwo memiliki kiprah yang selaras dengan misi UMM, yaitu dari Muhammadiyah untuk bangsa.
Malik Fadjar menuturkan, dalam bidang pendidikan vokasi, Pakde Karwo, menjadi simbol betapa pentingnya, pendidikan vokasi berbasis kerakyatan. Dari situ, ada harapan bahwa ke depan orientasi pendidikan mampu mempertajam vokasional yang menjadi kebutuhan masyarakat luas sebagaimana konsep broad base education.
“Melalui pendidikan vokasi, maka ini untuk menolong dirinya, sebakai bekal untuk bekerja,” tutur Malik Fadjar pada sambutannya dalam sidang terbuka senat UMM dalam rangka penganugerahan doktor HC bidang pendidikan vokasi kerakyatan di Dome UMM.
Sementara itu, Promotor promovendus Prof Dr Yus M Cholili menjelaskan, terdapat lima hal yang menjadi penilaian dan pertimbangan pemberian gelar Dr (HC) kepada Pakde Karwo. Di antaranya iala prestasi kerja promovendus yang luar biasa selama 2008 – 2018. Prestasi yang berhasil diraih mencapai 169 jenis penghargaan. Prestasi pada penyelenggaraan pendidikan vokasi di Jawa Timur. Publikasi karya ilmiah baik tingkat regional, nasional dan internasional. “Pemberian penghargaan ini juga telah sesuai dengan pedoman pemberian penghargaan Dr HC UMM,” tutur Prof Yus M Cholili.
Dalam orasi ilmiahnya, promovendus Pakde Karwo menyampaikan tentang peningkatan daya saing Jatom melalui pendidikan vokasi. Pakde Karwk menjelaskan, terdapat korelaai yang positif antara pendidikan dengan daya saing melalui berbagai transmisi. Pendekatan yang dilakukan ialah melalui pendekatan teori produktivitas, teori daya saing, pertumbuhan ekonomi serta kebijakan pendidikan vokasi di negara-negara maju dunia.
“Dalam teori produktivitas, faktor input untuk dapat memproduksi output salah satunya adalah tenaga kerja. Karena itu, peningkatan kualitas tenaga kerja menjadi asset atau modal dalam meningkatkan produktivitas,” tutur Pakde Karwo.
Selanjutnya, dengan pendekatan teori daya saing merupakan dampak dari produktivitas. Tingkat produktivitaa suatu negara terhadap negara lain dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan aktivitas institusi perekonomian terhadap faktor penentu lainnya. Untuk membahas pentingnya pembangunan SDM sebagai asset pembangunan Pakde Karwo menggunakan pendekatan pertumbuhan ekonomi model Solow.
“Model ini menjelaskan tiga faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Yaitu tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja dan investasi,” jelas Pakde Karwo. [tam]

Tags: