Panjat Tebing Jatim Butuh Jam Terbang

ilustrasi-lomba-panjat-tebingSurabaya, Bhirawa
Keberhasilan pemanjat Jatim meraih juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Yogyakarta 2014 lalu, ternyata belum membuat para pelatih puas. Bahkan mereka melihat para atlet masih butuh banyak event lomba untuk menambah jam terbang dan pengalaman.
Pada Kejurnas Yogyakarta Open, Jatim berhasil meraih  dua medali emas dan satu medali perak. Dua medali emas disumbangkan oleh Fitria Hartani dan Rindi Suprianto. Kemudian medali perak disabet Eval Septi Jawara. Pemanjat Jatim menjadi yang terbaik di Kota Gudeg setelah mengungguli Bali dan Jawa Tengah.
Pelatih panjat tebing Jatim Ronald Mamarimbing mengatakan, para atlet masih butuh jam terbang lebih guna mematangkan kemampuannya. Khususnya mereka yang menjadi lapis pertama di program Puslatda Jatim 100/III.
Seperti Nedy Febrianti, Emelia, dan Dian Novita Sari. Kemudian di sektor putra ada Choirul Anwar dan Alfan. Mereka tidak masuk final dalam leed open di Yogyakarta. “Kami terus melakukan evaluasi atlet, ternyata masih butuh tambahan jam terbang dan mental tanding. Atlet harus selalu meningkatkan kemampuannya. Karena tantangan kedepan jelas lebih berat lagi,” kata Ronald Mamarimbing, Selasa (1/7/14).
Meski sukses menjadi jawara, Ronald mengingatkan, ajang Yogyakarta Open belum bisa dijadikan tolok ukur kekuatan sesunguhnya di nomor leed. Karena tidak semua provinsi menerjunkan pemanjat terbaiknya.
“Jakarta hanya menurunkan pemanjat putra. Padahal Jakarta itu kuat di leed putri. Selama ini saingan terberat leed Jatim adalah Jakarta,” beber mantan pemanjat andalan Jatim itu. [wwn]

Rate this article!
Tags: