PCNU Propas Sepakati Wabah Covid-19 Sebagai Adzab

Bahtsul Masail tentang covid 19 adalah azab.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menuai pro-kontra, memaksa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se Pasuruan-Probolinggo (Propas) menggelar Bahtsul Masail, Minggu (20/9) siang hingga malam. Salah satu keputusannya adalah pandemic Covid-19 bisa dihukume sebagai musibah dan adzab.

Diskursus Covid-19 yang dihelat di Pondok Hati Toroyan, Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, melibatkan PCNU Kota dan Kabupaten Probolinggo, PCNU Kota dan Kabupaten Pasuruan, PCNU Kota Bangil serta tuan rumah, PCNU Kota Kraksaan.

Bahtsul Masa’il kali ini juga dihadiri oleh Katib Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Syadrudin Syarif didampingi oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Wasik Hannan dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan KH Syihabuddin Sholeh

Dalam Bahtsul Masail tersebut, disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 merupakan sebuah musibah, ujian atau bahkan adzab dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Selanjutnya, ada 3 point kesimpulan menyikapi Covid-19 sebagai Adzab. Pertama, wabah tersebut diberikan kepada orang sholeh, dan dianggap sebagai cobaan dari Allah SWT untuk mengangkat derajatnya.

“Tapi jika Covid-19 menimpa kepada ahli maksiat, maka Covid-19 sebagai musibah dari Allah SWT. Jika menimpa kepada orang yang durhaka kepada Allah SWT, maka Covid-19 dianggap sebagai adzab,” kata Ketua Lembaga Bahtsul Masail (KLBM) PCNU Kota Kraksaan, Sholeh Isnaini.

Pembahasan lain, terkait antisipasi pencegahan, penularan hingga penyebaran Covid-19 di Kabupaten Probolinggo. Dalam kajian itu dihasilkan bahwa masyarakat harus tetap berikhtiar, baik itu secara dhohir ataupun batin.

“Ikhtiar secara dhohir adalah kita mengikuti dan mentaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Sedangkan ikhtiar batin, kita tetap mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir dan memperbanyak sholawat kepada Rasulullah,” jelasnya.

Ra’is Suriah PCNU Kota Kraksaan, KH. Abdul Wasik Hannan menyampaikan, cibiran dan skeptis terhadap Covid-19 oleh masyarakat disebabkan kurangnya pemahaman tehadap virus tersebut. Hal itu diperparah dengan maraknya informasi hoaks soal Covid-19 di media sosial (medsos).

“Medsos bisa membuat pendapat seseorang yang masih ngambang bisa menjadi ragu-ragu atau bahkan bisa jadi tidak percaya. Salah satunya, tadi juga dibahas tata cara pemulasaraan jenazah sesuai dengan syariat. Saya jawab alhamdulillah sudah sesuai, hanya saja ditambah prosedur protokol,” tutur Kiai Wasik.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs H Hasan Aminuddin M.Si yang juga selaku Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada para peserta Bahtsul Masa’il. Dalam sosialisasinya tersebut Hasan Aminuddin menegaskan, sebagai warga negara yang baik dan sekaligus warga Nahdlatul Ulama maka wajib memperhatikan dan melaksanakan intruksi Presiden agar mematuhi dan lebih disiplin lagi dalam penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

“Alhamdulillah untuk hal ini PWNU Jawa Timur juga telah mewajibkan hukumnya bagi kita warga NU agar senantiasa menggunakan masker. Ini merupakan ikhtiar agar kita tetap terhindar dari paparan virus corona yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya,” tegas pengasuh Ponpes Hati ini.

Menyikapi adanya ujian bagi seluruh umat manusia berupa wabah virus corona yang berlangsung cukup lama ini Hasan Aminuddin selaku A’wan PWNU Jawa Timur ini mengemukakan, melalui kegiatannya ini pihaknya juga turut mengundang para pengurus lembaga Batsaul Masa’il dari PCNU Kota Kraksaan, Kabupaten/Kota Probolinggo, Kabupaten/Kota Pasuruan dan PCNU Bangil untuk merumuskan kebijakan bersama.

Lebih lanjut Hasan Aminuddin mengatakan bahwa fakta yang terjadi di tengah masyarakat saat ini dan perlu menjadi perhatian bersama adalah, banyak orang yang berilmu tapi tidak percaya dengan adanya musibah ini. Kemudian ada juga orang yang berilmu dan paham atas bahaya virus corona dan memberikan pencerahan, tetapi tidak dipercayai oleh keluarga dan kerabat lainnya.

“Saya berharap kepada seluruh tokoh NU ini agar tidak terjebak kepada pendapat-pendapat dari luar NU yang banyak beredar terutama di dunia maya, akan tetapi mari kita membuat pendapat yang terpercaya dan betul-betul bisa menjadi uswah bagi seluruh warga negara Indonesia yang tengah berjuang dan bertahan di tengah ujian ini,” tegasnya.wap

“Selamat melaksanakan Bahtsul Masail, semoga tetap istiqomah dalam melahirkan uswah dan petunjuk ikhtiar yang terbaik bagi seluruh warga NU. Serta semoga para tokoh dan seluruh pengurus jam’iyah NU ini senantiasa diberi kekuatan dan semangat dalam berperan dan berada di garda terdepan menghadapi ujian wabah saat ini,” tandasnya.

Penyakit Virus Corona (Covid-19) yang ditulis aib, tetapi penyakit yang masih belum ditemukan obatnya. Oleh karena itu sebagai upaya pencegahan penularannya, maka harus melakukan sunnatullah mulai dari sering cuci tangan memakai sabun dan menjaga jarak dan memakai masker.

“Virus Corona itu bisa menular melalui tetesan yang keluar dari mulut. Oleh karena itu kita wajib menjalankan masker untuk memutus penularan Covid-19. Sehingga ketika Berbicara dengan orang lain tidak sampai ada penularan Covid -19, “kata Hasan.

Hasan menyayangkan virus Corona masuk ke lingkungan pondok pesantren. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak pondok pesantren tatlala ada santri yang sakit segera dipindah dan menghubungi pihak puskesmas agar anak yang kurang sehat di pesantren bisa segera mendukung dengan baik.

“Salah satunya dengan melakukan isolasi mandiri agar santri tersebut sehat dan tidak bisa menularkan kepada yang lain. Tidak akan runtuh pesantren itu tatkala ada klaster. Jadi jangan sampai merasa malu dan dibiarkan begitu saja. Sebab itu akan semakin memperluas penyebaran virus di lingkungan pesantren, “jelasnya.

Lebih lanjut Hasan meminta maaf kepada para pihak pondok pesantren agar ada santrinya yang kurang sehat dan terkena virus Corona agar bisa menyerahkan kepada petugas kesehatan untuk bisa dirawat dan dirawat dengan baik, tambahnya.(Wap)

Tags: