Pedagang Pasar Tanjung Anyar Bergolak

Kondisi Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto yang bakal dibongkar dan dibangun menjadi pasar modern.n kariyadi/bhirawa

Kondisi Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto yang bakal dibongkar dan dibangun menjadi pasar modern.n kariyadi/bhirawa

Kota Mojokerto, Bhirawa
Rencana relokasi Pasar Tanjung Anyar ke Lapangan Surodinawan, Kec Prajurit Kulon, Kota Mojokerto membuat  pedagang pasar tradisional setempat bergolak. Para pedagang  menuding, relokasi yang bakal menyentuh sekitar 2.500 pedagang itu minim sosialisasi.
Selain itu, para pedagang juga keberatan jika harus pindah ke kawasan Surodinawan karena khawatir omzet mereka bakal anjlok karena lokasinya jauh dari keramaian. Apalagi rencana relokasi juga mendapat perlawanan dari pedagang di Pasar Kecil Surodinawan.
Kekuatiran Pedagang Pasar Surodinawan yang sebagaian besar merupakan warga sekitar cukup beralasan. Karena letak lapangan yang dijadikan lahan relokasi Pedagang Pasar Tanjung Anyar berjarak relatif dekat dengan posisi Pasar Surodinawan. Kira-kira terpaut sekitar 100 meter saja. Belum lagi banyaknya pilihan dagangan yang diperjualbelikan bisa mengancam kehidupan pedagang asli.
”Kami sangat kuatir sekali dengan perpindahan Pasar Tanjung Anyar kesini. Karena ini jelas menjadi ancaman bagi pedagang asli. Dua tahun di penampungan bukan waktu yang pendek tapi waktu yang cukup untuk membunuh kami,” seru Cahjono seorang pedagang sayur mayur yang berjualan disisi luar pasar, Minggu (23/3) kemarin.
Menurut Cahyono, dengan adanya pasar baru pembeli akan berbondong-bondong beralih ke pasar itu. ”Ya otomatis langganan kami pilih yang di pasar besar. Karena jelas lebih murah,” keluhnya.
Cahyono juga menjelaskan, kekuatiran yang sama dirasakan hampir sebagian besar rekan-rekannya sesama pedagang. Kegelisahan yang sama sebenarnya juga dirasakan pedagang Pasar Tanjung Anyar. Pedagang menilai jedah rehabilitasi pasar mulai akhir tahun ini hingga 2015 mendatang terlalu lama dan dikuatirkan berdampak terhadap menurunnya omzet mereka dilokasi sementara. Sejumlah pedagang khawatir akan mengalami masa yang paceklik di lokasi relokasi sementara.
”Kalau Pasar Tanjung Anyar dibongkar total, lalu seluruh pedagang dipindahkan sementara di lapangan Prajurit Kulon saya akan menolak. Karena tempat baru itu kurang memadai,” ujar Soleh, salah satu pedagang.
Soleh menyebut, kekhawatirannya muncul, lantaran area relokasi sementara tidak representatif untuk berjualan karena rawan macet. Selain itu berjarak relatif jauh, lebih dari tiga kilometer dari Pasar Tanjung Anyar. Ketidaksetujuan relokasi juga dilontarkan Edi Susanto serta pedagang lainnya.
Proyek Pasar Tanjung Anyar diperkirakan memakan waktu sekitar dua tahun, mulai tahun 2015. Tahun ini tahap perencanaan dan relokasi sementara seluruh pedagang. Rencananya, pasar itu akan dikonsep menjadi pasar tradisional yang lebih modern.
”Intinya pembangunan tak menambah luasan tanah, melainkan mengoptimalkan lahan yang ada untuk dijadikan pasar yang nyaman baik bagi penjual maupun pembeli,” ujar Kadis PU, M Effendi.
Proses pembangunan akan dimulai awal tahun 2015, sehingga kami harap akhir tahun ini seluruh pedagang di Pasar Tanjung Anyar sudah pindah. APBD 2014 memasang angka Rp9,3 miliar untuk proyek pembangunan penampungan sementara pedagang pasar Tanjung. Ini seperti tertera dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto 2014. Proyek semi permanen itu akan dilelang secara terbuka dalam waktu dekat.
Pemkot juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk jasa konsultan perencanaan revitalisasi pasar. Biaya konsultan dipatok mencapai Rp1 miliar. Sedangkan, alokasi anggaran untuk konsultan pengawas dan konsultan pembangunan penampungan sementara masing-masing senilai Rp150 juta. Dana sebesar itu belum termasuk untuk jasa pembuatan studi kelayakan dengan anggaran mencapai Rp300 juta.
M Effendi mengatakan, relokasi pedagang Pasar Tanjung Anyar ke Surodinawan, Prajurit Kulon harus melalui kajian tim teknis dan tim relokasi. [kar]

Rate this article!
Tags: