Pejabat Pusat – Daerah Dijadwalkan Hadiri Upacara Walikrama

7-Adv Senin 7 Juli - Foto 1Lumajang, Bhirawa
Acara upacara Walikrama sebagai rangkaian dari peringatan sepuluh tahun Pura Mandahara Giri Semeru Agung di kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang bakal menyita perhatian. Acara yang berlangsung (06/07/2014) dijadwalkan akan dihadiri para pejabat pusat, Pemprop Jatim dan Pemkab Lumajang serta pejabat dari  propinsi Bali.
” Sejumlah pejabat memang dijadwalkan hadir pada acara Walikrama,” kata Drs Eddy Khozainy, Kabag Humas Setda Lumajang.  Mereka yang dijadwalkan hadir, antara lain dari Menteri ESDM Jero Wacik, Kementrian Agama (Dirjen Bimas Hindu), Gubernur Jawa Timur Dr Soekarwo, Gubernur Bali, Walikota dan Bupati se-Bali, Muspida Lumajang dan PHDI se-Jawa Timur.
Eddy Khozainy menjelaskan upacara Walikrama ini merupakan rangkaian acara menuju acara puncak. ” Acara puncaknya tanggal 12 Juli  2014 mendatang,” tambahnya. Yaitu, upacara Piodalan. ”Piodalan berasal dari kata odal artinya wedal atau lahir, merupakan upacara memperingati ulang tahun pura Mandara Giri Semeru Agung,” jelas Eddy.  Layaknya sebuah upacara agung di Bali, di Senduro-pun upacara Piodalan dihelat secara sakral oleh umat Hindu.
Sebelumnya, Panitia upacara Panca Walikrama didampingi Pengurus Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang telah ber-audensi dengan Sekretaris Daerah Buntaran Supriyanto. Pertemuan antara PHDI dengan Sekda Buntaran Supriyanto yang didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Gawat Sudarmanto, Kabag Humas Eddy Hozayni, Plt Camat Senduro Hendra Agung, Kepala DPKAD Rahmaniah dan beberapa /instansi terkait lainnya berlangsung akrab.
PHDI menyampaikan beberapa persiapan yang sudah dilakukan dan meminta dukungan Pemerintah Kabupaten Lumajang agar pelaksanaan upacara siklus 10 tahunan pura itu berlangsung kondusif. “Pura Mandara Giri Semeru Agung yang diresmikan pada tahun 1992 oleh Menko Kesra Suparjo Rustam adalah milik Kabupaten Lumajang,” kata ketua PHDI Edi Suminto. Untuk itulah kami mohon ijin dan minta dukungan Pemkab Lumajang agar upacara suci Panca Walikrama berjalan lancer. Seraya menambahkan upacara Panca Walikrama merupakan upacara yang sangat penting bagi umat Hindu. Upacara itu tidak hanya dihadiri oleh umat Hindu di Lumajang dan Bali, tapi juga dari beberapa daerah di Indonesia dan luar negeri.
Sementara itu Sekda Buntaran Supriyanto segera memerintahkan untuk digelar rapat koordinasi untuk penataan persiapannya. “Pemkab akan mendukung agar umat Hindu dan tamu-tamu merasa aman dan nyaman di Lumajang, ” kata Sekda Buntaran. Rapat koordinasi perlu dilakukan karena rangkaian upacara itu dimulai tanggal 28 Juni dan berakhir 26 Juli 2014. Ada 3 upacara besar yang akan dilakukan di 3 tempat, yakni di pura Mandara Giri Semeru Agung, pantai Watu Pecak dan Ranukumbolo di kaki gunung Semeru.
Sekda Buntaran mengungkapkan upacara Piodalan merupakan bukti toleransi agama yang sangat baik dan bagian kekayaan budaya di Lumajang.. Ia memastikan upacara Panca Walikrama akan terselenggara sesuai yang diharapkan meskipun bersamaan dengan bulan suci Ramadhan. “Masyarakat Lumajang sangat mencintai daerahnya,”ungkapnya. Mereka sangat memahami toleransi dan akulturasi budaya yang ada di Lumajang. ”Jadi, tidak ada permasalahan. Yang umat Islam tetap menjalankan puasa Ramadhan, yang beragama Hindu siilahkan melaksanakan ibadah persembahyangan di pura Mandara Giri Semeru Agung,” tegas Sekda Buntaran. Menurutnya, sudah semestinya Pemkab Lumajang menangkap momen Piodalan sebagai daya tarik wisata. “Efek dominonya sangat besar melalui  Piodalan, Lumajang semakin dikenal,” tandasnya. Belum lagi, perekonomian masyarakat Senduro dan sekitarnya semakin menggeliat.  [yat*]

Keterangan Foto : Rakor membahas rangkaian acara Piodalan  di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, kec Senduro Kab Lumajang dipimpin langsung Sekda dr Buntaran. [dayat / bhirawa].

Tags: